Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris ISIS Klaim "Teror Truk" di Berlin, Otoritas Jerman Ragukan Tersangka

Kompas.com - 21/12/2016, 07:54 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan teror menggunakan truk di bazar Natal di Kota Berlin, Jerman. 

Serangan yang terjadi Senin (19/12/2016) waktu setempat, menewaskan 12 orang dan melukai 48 lainnya.

Baca: Darah Berceceran, Puluhan Korban Tersungkur di Jalan...

"Seorang prajurit ISIS yang melakukan operasi di Berlin sebagai balasan dengan menyasar negara koalisi," demikian disebutkan kantor berita Amaq, yang berada dalam jaringan kelompok teroris tersebut.

Namun, pernyataan dalam berita itu tak menyebutkan siapa pelaku serangan.

Sementara, di sisi lain, otoritas keamanan Jerman pun meragukan tersangka yang ditangkap di lokasi kejadian sebagai pelaku dalam serangan itu.

Klaim kelompok teroris itu muncul setelah pihak kejaksaan Jerman mengaku tak memiliki bukti yang kuat tentang pelaku dalam aksi itu.

Sementara, melepaskan seorang pencari suaka asal Pakistan yang menjadi satu-satunya terduga pelaku dalam serangan ini pun bakal menebar ketakutan di muka publik.

"Kami tak bisa mengesampingkan bahwa pelaku berkeliaran di jalan," kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere dalam sebuah siaran di jaringan ZDF.

Namun, seperti dikutip AFP, Maiziere mengaku yakin bakal ada kemajuan dalam penyelidikan ini.

Diberitakan sebelumnya, seorang pencari suaka asal Pakistan ditangkap pada Senin malam. Dia disebut terlihat melompat dari dalam truk yang digunakan untuk teror itu.

Terduga pelaku itu pun dilaporkan terlihat melarikan diri dari tempat kejadian.

Namun, otoritas keamanan menggambarkan adanya keraguan yang besar atas peran lelaki itu.

Selanjutnya, penyidik menjadi ragu, apakah mereka memang telah menangkap pelaku yang sebenarkan dalam aksi ini. 

Kepala Kepolisian Berlin Klaus Kandt sejak awal mengingatkan, bahwa ada kemungkinan orang yang berbahaya masih berkeliaran di sekitar lingkungan itu.

Sejalan dengan kekhawatiran itu, pengamanan pun langsung diperketat. 

Di sisi lain, Kejaksaan Federal mengaku tak menemukan bukti kuat ang bisa mengaitkan terduga pelaku dengan serangan yang terjadi di pusat Kota Berlin ini.

"Hasil tes forensik yang dilakukan sejauh ini belum mendukung ke arah keyakinan bahwa dia adalah pelaku dalam serangan ini," demikian pernyataan dari kejaksaan. 

Selanjutnya, perhatian beralih menjadi perburuan terhadap kemungkinan adanya pelaku lain.

Otoritas keamanan pun lalu meminta keterlibatan warga untuk membagikan foto dan video yang mungkin terkait dengan kejadian ini.

Serangan di Berlin ini mengingatkan kepada kejadian serupa yang terjadi di Kota Nice, Perancis pada Juli lalu.

Kala itu, sebeluah truk menabrak kerumunan massa di tengah keramaian festival di kota itu. Lebih dari 80 orang tewas dalam serangan ini.

Baca: ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Tewasnya 84 Orang di Nice

Selanjutnya, dari 48 korban luka dalam serangan di Berlin, ada 24 korban yang telah diperbolehken meninggalkan rumah sakit. 

Truk yang dipakai sebagai 'senjata' dalam serangan ini terhenti di tengah areal pasar dengan kaca depan yang hancur. Jejak-jejak kehancuran pun masih terlihat di sepanjang jalan yang digilas kendaraan berat itu.

Kanselin Jerman Angela Merkel sempat mengunjungi lokasi kejadian dan melakukan prosesi mengheningkan cipta.

Selanjutnya, dia bergabung dalam upacara penghormatan bagi para korban di gereja Kaiser Wilhelm.

Dalam kesempatan itu, Merkel langsung mengatakan bahwa pembunuhan itu sebagai serangan teroris di Kota Berlin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com