3. Meningkatnya tekanan politik terhadap Rusia dan Turki
Pasca-kudeta yang gagal pertengahan tahun ini, pemerintahan Erdogan sudah memenjarakan ribuan orang.
Sementara Putin berkuasa setelah memberantas pemberontakan di Chechnya dengan sangat keras.
Intinya, pembunuhan Dubes Karlov di Ankara tak akan memberikan pertanda bagus bagi Rusia atau Turki.
4. Gencatan senjata di Aleppo batal
Di palagan Suriah, Turki dan Rusia adalah seteru, tetapi kedua negara ikut mendorong gencatan senjata terbaru yang memungkinkan evakuasi warga sipil dari Aleppo.
Pembunuhan Dubes Karlov ini dikhawatirkan bisa merusak kesepakatan gencatan senjata itu atau memicu kekerasan baru di tempat lain di Suriah.
Pasukan Rusia saat ini berada di wilayah utara Suriah dan posisi mereka tak jauh dari pasukan Turki yang ikut memerangi ISIS di beberapa kota perbatasan.
5. Rusia akan memainkan kartu Kurdi
Turki adalah anggota NATO, sehingga Rusia tak akan gegabah untuk memulai perang terbuka dengan tetangganya itu.
Meskipun diplomat senior, Karlov tak setara dengan Archduke Franz Ferdinan, putra mahkota kerajaa Austria-Hongaria yang tewas ditembak di Sarajevo.
Kematian Franz Ferdinand itulah yang kemudian menjadi titik awal pecahnya Perang Dunia I (1914-1918)
Namun, Rusia bisa memainkan ikatan historisnya dengan etnis Kurdi yang kini diperangi pemerintah Turki.
Bisa saya Rusia diam-diam mendukung pasukan milisi Kurdi, untuk menebar aksi teror di dalam wilayah Turki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.