Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Tsunami di Papua Nugini Dicabut

Kompas.com - 17/12/2016, 23:42 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Beberapa jam usai gempa berkekuatan 7,9 magnitudo yang melanda Papua Nugini, Sabtu (17/12/2016), Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC), menyatakan ancaman tsunami telah berlalu.

"Ancaman tsunami dari gempa ini sekarang telah berlalu," dalam pernyataan terbaru PTWC, dikutip Reuters.

Meski demikian, pihak berwenang di Papua Nugini diminta untuk terus memantau gelombang pasang di kawasan pesisir. 

Awalnya, PTWC mengeluarkan peringatan tsunami yang mungkin berdampak di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Namun peringatan itu dicabut setelah US Geological Survey atau Badan Geologi AS merevisi kekuatan gempa dari 8 magnitudo ke 7,9 magnitudo.

(Baca: Gempa Magnitudo 8 Guncang Papua Niugini, Berpotensi Tsunami)

Selain itu, kedalaman gempa juga direvisi, dari 73 kilometer menjadi 103 kilometer.

Warga yang berada di garis pantai sempat berlarian ke ketinggian untuk menghindari kemungkinan tsunami.

Gempa bumi dengan kekuatan 7,9 magnitudo mengguncang Papua Nugini, Sabtu, sekitar pukul 20.51 waktu setempat atau 17.51 WIB. Gempa berpotensi memicu tsunami.

Pusat gempa berada di koordinat 4, 509 Lintang Selatan (LS) dan 153,45 Bujur Timur (BT)

Sementara itu, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura menyatakan gempa berkekuatan 8 magnitudo terjadi di New Ireland Region, Papua Nugini.

Pesan terakhir yang diterima BMKG dari PWTC telah terjadi tsunami di Tarekukurere, Papua Nugini setinggi 8 sentimeter.

Dari hasil pemodelan BMKG, tsunami tersebut tidak sampai ke wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

"Diharapkan masyarakat di Papua dan Papua Barat agar tetap tenang dan tidak perlu evakuasi dan terus mengikuti arahan dari BMKG dan BPBD. Khusus masyarakat di pesisir Papua dan Papua Barat diimbau agar tidak terpancing isu karena tsunami tidak berdampak di Indonesia," bunyi pernyataan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com