BEIJING, KOMPAS.com - Pihak berwenang terhadap masalah lingkungan di China, Jumat (16/12/2016), menyarankan 23 kota di wilayah utara negara itu mengeluarkan tanda bahaya karena tingginya ancaman polusi udara.
Kabut asap terburuk dialami negara tersebut sejak musim gugur, kata laporan media pemerintah setempat, sebagaimana dilaporkan Reuters.
China pernah mengeluarkan peringatan bahaya kabut asap pertama di wilayah Beijing, pada Desember tahun lalu setelah mengadopsi gradasi warna sistem peringatan.
Adopsi dilakukan agar bisa mengambil tindakan atas kerusakan lingkungan sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi selama beberapa dasawarsa.
Beberapa instansi di Beijing mengeluarkan peringatan bahaya, Kamis (15/12/2016), setelah Kementerian Perlindungan Lingkungan (MEP) mengumumkan peningkatan kabut asap di seluruh wilayah utara China.
Dikatakan, peringatan itu diperkirakan akan berlaku hingga 21 Desember 2016.
Kementerian juga memberikan saran kepada lebih dari 22 kota yang dilanda polusi untuk mengeluarkan peringatan bahaya, demikian media pemerintah China Daily melaporkan.
Liu Bingjing, Kepala Pengelolaan Kualitas Udara MEP mengatakan, sembilan kota, termasuk Jinan di Provinsi Shangdong, telah disarankan agar mengeluarkan tanda oranye, status yang lebih rendah daripada peringatan bahaya.
Menurut Liu, pemberitahuan tersebut akan menjadi peringatan bersama ketiga pemerintah kota pada bulan ini.
Biasanya, peristiwa kabut asap yang menyelimuti wilayah utara China pada tahun ini berasal dari emisi lokal, cuaca yang tidak menguntungkan, dan polutan yang berembus dari tempat lain, kata Bai Qiuyong, Kepala Pusat Pengawasan Lingkungan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan