Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Geledah Asrama Mahasiswa di 20 Provinsi, Puluhan Orang Ditahan

Kompas.com - 08/12/2016, 21:43 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Polisi Turki menahan puluhan orang, Kamis (8/12/2016), yang diciduk dari asrama-asrama mahasiswa karena diduga terkait dengan jaringan ulama Fetullah Gulen.

Operasi besar menyisir asrama-asrama mahasiswa itu dilakukan karena mereka diduga terlibat dalam aksi kudet gagal pada 15 Juli lalu dengan Gulen dituding sebagai dalangnya.

Turki telah memenjarakan sekitar 36.000 orang dan kini menunggu proses persidangan, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Ankara juga telah memberhentikan lebih dari 100.000 pegawai negeri, tentara, polisi, guru, dan berbagai profesi lainnya terkait upaya kudeta atas pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Fethullah Gulen, ulama Turki yang kini tinggal di pengasingan di Pennsylvania, AS, dan dituding sebagai dalang kudet gagal itu, berulangkali menyangkal tudingan.

Polisis telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap 136 orang dalam operasi di asrama-asrama di 20 provinsi, kata kantor berita Anadolu.

Sebanyak 35 orang sejauh ini telah ditahan dan 70 tersangka ditemukan telah menggunakan aplikasi besan Bylock, yang oleh Ankara sebut sebagai media komunikasi bagi para pengikut Gulen.

Pemerintah telah menutup setidaknya 29 asrama dan perwakilan dari perusahaan terkait dengan pengelolaan asarama tersebut.

Dalam penyelidikan terpisah, Anadolu mengatakan, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan di 16 provinsi terhadap 58 orang yang dicurigai sebagai tokoh senior jaringan Gulen.

Di antara mereka dicari itu adalah polisi, asisten peneliti, guru dan insinyur, kata Anadolu.

Ankara, yang karena tindakan kerasnya itu dikecam oleh Barat, telah membela operasinya itu sebagai usaha membasmi pengaruh jaringan Gulen, yang disebutnya sebagai "Organisasi Teror Gulenis Terror" atau "Feto".

Para lawan Erdogan mengatakan, tindakan bersih-bersih oleh Ankara itu telah melampaui kewajaran.

Bulan lalu, seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Turki sedang menyelidiki keluarga asuh yang memikiki hubungan dengan Gulen.

Gerakan "Hizmet" Gulen mengelola sekitar 2.000 lembaga pendidikan di 160 negara, dari Afganistan hingga ke Amerika Serikat, bersama dengan lembaga-lembaga pendidikan swasta di Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com