Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hal di Seputar Kematian John Lennon

Kompas.com - 08/12/2016, 14:24 WIB

KOMPAS.com — Tanggal 8 Desember 1980 adalah hari yang akan selalu melekat di kepala saya.

Saat itu, saya baru duduk di kelas satu sekolah dasar atau usia saya lebih kurang enam tahun.

Pagi itu, seperti biasa, ayah saya mendengarkan siaran berita dari radio-radio asing, seperti BBC, VOA, atau Radio Australia.

Saya tak ingat siaran radio mana yang didengar ayah ketika dia tiba-tiba terhenyak sesaat usai sebuah berita dibacakan.

"John Lennon mati?" kata ayah saya penuh keterkejutan.

Saat itu, saya tak tahu siapa itu John Lennon dan mengapa kematian, atau tepatnya pembunuhannya, begitu mengagetkan dunia.

Berjalan dengan waktu, saya mulai mengetahui dan menyukai John Lennon dan kelompok musiknya, The Beatles.

Siapa sebenarnya John Lennon, yang hari ini 36 tahun lalu tewas ditembak diterjang empat peluru yang dilepaskan Mark David Chapman di dekat apartemennya di New York, AS.

Berikut 10 hal di seputar kematian sang legenda musik dunia ini:

1. Difoto pada hari kematiannya

Fotografer Annie Leibovitz mungkin akan mengenang pekerjaannya yang satu ini sepanjang hidupnya.

Saat itu, Annie ditugasi mengabadikan John dan istrinya, Yoko Ono, untuk sampul majalah Rolling Stones, tepat pada pagi hari kematiannya.

Annie yang merupakan editor foto majalah tersebut awalnya ingin mengabadikan Lennon sendirian. Namun, John ingin agar Yoko Ono ada di dalam foto itu.

"Anda mengabadikan dengan tepat hubungan kami," ujar John dan Yoko ketika itu.

2. Memberikan tanda tangan untuk pembunuhnya

John Lennon tewas ditembak pada 8 Desember 1980 malam ketika dia hendak pulang ke apartemennya.

Sore harinya, sang pembunuh, Mark David Chapman, sempat mendatangi John yang sedang menuju ke studio rekaman.

John dan Yoko meninggalkan apartemen karena sudah memiliki janji pada pukul 17.00 saat Chapman menghampiri keduanya.

Saat itu, John mengabulkan keinginan Chapman yang meminta tanda tangan idolanya itu. Foto pertemuan John dan Chapman adalah foto terakhir sang legenda.

3. Cuaca hangat, John pulang jalan kaki

Setelah beberapa jam di studio rekaman, John dan Yoko memilih kembali pulang dan memutuskan tidak makan malam agar bisa menemani putranya tidur.

Saat itu, cuaca New York cukup hangat, terutama pada bulan Desember, sehingga John dan Yoko memutuskan untuk pulang berjalan kaki.

Keputusan itu yang akhirnya mengantarkan John ke akhir hayatnya.

4. Setelah ditembak, John bisa masuk ke apartemen

Saat John sedang berjalan, dia melewati Chapman dan sempat melihat wajah pria itu. Dia mengenali Chapman sebagai pria yang meminta tanda tangannya.

Namun, setelah John melintas, Chapman mencabut pistol dan menembak punggung John.

John tertembak dua kali di bagian kiri punggungnya dan dua peluru lain menghantam bahu kirinya.

Namun, John masih memiliki cukup kekuatan untuk berjalan hingga ke ruangan resepsionis dan berkata, "Saya ditembak! Saya ditembak!" sebelum ambruk.

Petugas apartemen, Jay Hastings, mencoba membalut luka John, tetapi kemudian dia menutupi tubuh John dengan menggunakan jaket dan memanggil polisi.

5. Kematian John Lennon ganggu siaran langsung sepak bola Amerika

Seorang produser stasiun televisi ABC yang sedang dirawat di rumah sakit yang sama dengan John Lennon melihat musisi itu dibawa masuk dan kemudian mengetahui kematiannya.

Dia kemudian menyampaikan kabar itu yang sampai kepada presiden ABC News, Roone Arledge.

ABC kemudian menyiarkan "breaking news" di tengah siaran langsung sepak bola AS pada Senin malam.

6. Foto jasad John Lennon dijual 5.000 dollar AS

Setelah John Lennon dipastikan meninggal dunia, jasadnya dipindahkan ke rumah jenazah New York.

Seorang petugas kemudian memutuskan untuk mengambil foto jasad John Lennon beberapa jam setelah tiba di tempat itu.

Foto-foto itu kemudian dihargai majalah National Enquirer sebesar 5.000 dollar AS atau sekarang bernilai hampir Rp 66 juta.

7. Tak ada upacara pemakaman

Jasad John Lennon kemudian dikremasi pada 10 Desember 1980 di taman pemakaman Ferncliff di Hartsdale, New York.

Abu jenazahnya kemudian diberikan kepada Yoko Ono yang memutuskan tidak akan menggelar pemakaman untuk suaminya itu.

Hal tersebut tak menghalangi massa yang berkumpul di sekitar apartemen John Lennon sambil menyanyikan lagu-lagu ciptaannya.

Yoko kemudian mengatakan kepada para penggemar bahwa suara mereka membuatnya terbangun.

Yoko kemudian meminta mereka berkumpul di Central Park pada hari Minggu untuk mengheningkan cipta mengenang John Lennon selama 10  menit.

Alhasil, 225.000 orang datang ke Central Park dan selama 10 menit semua stasiun radio di New York menghentikan siaran untuk mengenang John Lennon.

8. Yoko Ono tetap tinggal di gedung yang sama

Setelah kematian suaminya, Yoko Ono tetap tinggal di gedung apartemen tempat dia dulu tinggal bersama John.

Di seberang apartemen itu terletak Strawberry Fields, sebuah bangunan peringatan untuk mengenang John Lennon.

Di tengah bangunan tersebut ditulis kata "Imagine", salah satu lagu karya John Lennon yang paling terkenal.

9. Pembunuh John juga mengincar Marlon Brando

Tim pengacara Mark David Chapman berusaha menggunakan dalih sakit jiwa agar dia terbebas dari hukuman.

Namun, Chapman malah memerintahkan kuasa hukumnya untuk membuat pernyataan bersalah karena dia merasa pembunuhan itu adalah perintah Tuhan.

Akhirnya, hakim mengganjar Chapman dengan hukuman penjara selama 20 tahun.

Chapman tampaknya menikmati fakta bahwa dia menjadi terkenal setelah pembunuhan itu.

Dia kemudian mengaku memang berniat membunuh orang terkenal agar dirinya menjadi pusat perhatian.

Sejumlah selebriti, seperti Johnnya Carson, Marlon Brando, Walter Cronkite, hingga Elizabeth Taylor menjadi incarannya sebelum menjadikan John Lennon sebagai korban.

10. Chapman masih di dalam penjara

Mark David Chapman mulai menjalani hukumannya pada 1981 dan delapan kali dewan pembebasan bersyarat menolak permohonan Chapman.

Sidang pembebasan bersyarat pertamanya digelar pada 2000 dan diulang setiap dua tahun.

Dalam salah satu sidang pembebasan bersyaratnya pada 2014, Chapman membuat sebuah pernyataan.

"Saya meminta maaf karena sudah berbuat bodoh dan memilih cara yang salah untuk mencapai ketenaran," kata Chapman.

"Saya kini telah menemukan kedamaian dalam Tuhan. Dia sudah memaafkan dan mencintai saya. Dia sudah membantu saya dalam hidup ini," kata dia.

Namun, dewan pembebasan bersyarat saat itu menolak permohonannya.

Dalam sidang kesembilan pada Agustus 2016 lalu, kembali dewan pembebasan bersyarat menolak permohonannya. Sidang selanjutnya dijadwalkan pada Agustus 2018. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com