Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2016, 10:59 WIB

AUCKLAND, KOMPAS.com - Sebagian besar orang di dunia ini tentu mengetahui Selandia Baru adalah sebuah negara kepulauan yang bertetangga dengan Australia.

Tentu ada sebagian kecil orang yang tak mengetahui keberadaan Selandia Baru, tetapi jika orang itu adalah petugas imigrasi bandara maka kondisi bisa menjadi kacau.

Setidaknya itulah yang diklaim Chloe Phillips-Harris (28), perempuan Selandia Baru, yang mengaku ditahan pihak imigrasi di sebuah bandara di Kazakhstan.

Alasan penahanannya cukup unik yaitu petugas imigrasi bandara Almaty bersikukuh Selandia Baru adalah negara bagian Australia.

Alhasil, perdebatan antara Chloe dan petugas imigrasi harus berlanjut di ruang interogasi bandara hingga beberapa jam.

Kesulitan Chloe bertambah ketika peta yang disediakan di ruang interogasi bandara tidak menampilkan Selandia Baru sebagai sebuah negara.

Kondisi itu semakin menyulitkan Chloe untuk meyakinkan petugas imigrasi bahwa negeri asalnya memang eksis.

"Saya tiba di Kazakhstan dengan penerbangan terakhir malam itu dan di imigrasi mereka meminta paspor Australia. Mereka mengatakan saya tak bisa masuk Kazakhstan tanpa paspor Australia," ujar Chloe kepada The New Zealand Herald.

"Petugas imigrasi bersikukuh Selandia Baru adalah bagian dari Australia. Sialnya di peta dunia milik mereka Selandia Baru tak dicantumkan," tambah Chloe.

Chloe yang memang gemar bertualang itu mengatakan, dia ditahan saat hendak memasuki Kazakhstan di mana dia berencana untuk bepergian dan bekerja di peternakan.

Akibat masalah itu, petugas imigrasi kemudian menerbangkan Chloe ke China. Dia sempat menelepon seseorang "yang bisa membantu" dan dia diizinkan kembali ke bandara dan ditahan.

"Detektif, polisi imigrasi, pengelola bandara semua terlibat dalam masalah ini. Padahal seharusnya saya memberi suap saja sejak awal, tapi saya tak terbiasa memberi suap," tambah Chloe.

Setelah ditahan beberapa jam di sebuah ruangan kosong yang dilengkapi satu ranjang, Chloe akhirnya dibebaskan setelah kontaknya di Kazakhstan berhasil mendapatkan visa dan paspor AS.

Akhirnya, Chloe bisa menjelajahi Kazakhstan selama enam bulan dan baru kembali ke Selandia Baru pada Oktobe lalu.

Sementara itu, Kemenlu Selandia Baru mengatakan, sudah mendapatkan informasi terkait kasus yang menimpa Chloe itu.

"Kasus ini sudah bisa diselesaikan," ujar seorang juru bicara kemenlu Selandia Baru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com