Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Afganistan Dituduh Perkosa dan Bunuh Gadis Jerman, Picu Sentimen Anti-imigran

Kompas.com - 06/12/2016, 10:19 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Pemerintah Jerman menyerukan agar masyarakat menahan diri setelah seorang pencari suaka ditahan kepolisian.

Remaja Afganistan itu ditahan setelah disangka memerkosa dan membunuh seorang perempuan Jerman berusia 19 tahun.

Insiden ini langsung dilahap partai anti-imigran Alternatif untuk Jerman (AfD) yang memublikasikan peringatan terkait kedatangan imigran yang tak terkontrol.

"Kami terkejut dan di saat bersamaan kami melihat peringatan kami soal kedatangan pengungsi yang tak terkendali dianggap sekadar mencari popularitas," ujar Ketua AfD Jorg Meuthen.

Sementara itu, ketua serikat pekerja polisi mengatakan, pembunuhan itu bisa dicegah jika negara jauh lebih siap menghadapi gelombang imigrasi ini.

Untuk merespons suara-suara anti-imigrasi ini, wakil kanselir Sigmar Gabriel mengatakan, insiden tersebut jangan dijadikan pemicu kebencian terhadap semua pengungsi.

"Pembunuhan keji semacam ini sudah pernah terjadi sebelum pengungsi Afganistan dan Suriah tiba di sini," ujar Gabriel kepada harian Bild.

"Kami tak akan membiarkan kebencian muncul setelah aksi kekerasan ini, tak peduli siapa pun pelakunya," tambah Gabriel.

Sedangkan menteri dalam negeri negara bagian Baden-Württemberg, Thomas Strobl, menyampaikan, tersangka harus diajukan ke pengadilan apa pun kewarganegaraannya.

Maria Ladenburger, putri seorang pejabat tinggi Uni Eropa, diperkosa dan dibunuh di kota Freiburg saat sedang bersepeda menuju ke kediamannya.

Jasad gadis berusia 19 tahun itu kemudian ditemukan tenggelam di tepian sebuah sungai pada 16 Oktober lalu.

Polisi menemukan jejak DNA pemuda imigran asal Afganistan di lokasi kejadian dan wajahnya terekam dalam CCTV di sekitar lokasi.

Pemerintah Freiburg mengatakan, tersangka yang tiba di Jerman pada 2015 akhirnya ditahan dan akan mulai disidangkan tahun depan setelah penyelidikan polisi dianggap selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com