Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2016, 15:41 WIB

BEIRUT, KOMPAS.com – Serangkaian serangan udara di Provinsi Idlib, Suriah, menewaskan 75 orang, termasuk 38 orang di kota Maarat al-Numan, Minggu (4/12/2016).

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), yang berbasis di London, Inggris, mengatakan, laporan tersebut merujuk keterangan dari para aktivis lapangan di Suriah.

Serangan udara itu dilakukan oleh jet-jet tempur dan helikopter milik Angkatan Udara Suriah, yang didukung oleh sekutu dekatnya, Rusia, seperti dilaporkan Reuters.

Menurut SOHR, serangan terbaru itu merupakan lanjutan dari serangan yang telah berlangsung berbulan-bulan sebelumnya terhadap posisi oposisi di Idlib, Suriah barat daya.

Para pejuangan oposisi sebelumnya telah berusaha mendapatkan bantuan dan suplai kebutuhan dari sekutunya dari Idlib.

SOHR mengatakan, jumlah warga sipil yang menjadi korban tewas di Maarat al-Numan termasuk lima anak-anak dan enam anggota dari sebuah keluarga.

Pengeboman dari udara itu meliputi hujan bom barel, senjata improvisasi yang dibuat dari drum minyak dengan bahan peledak dan dijatuhkan dari helikopter.

Setelah mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, baik Suriah maupun Rusia menyangkal kalau mereka telah menggunakan bom barel.

Perang saudara di Suriah, yang dimulai pada Maret 2011, bermaksud menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Namun, pertahanan Assad kemudian menjadi semakin kuat setelah didukung Rusia, Iran dan milisi pro-pemerintah.

Oposisi Islam moderat yang dikukung Amerika Serikat, Turki, dan negara-negara Teluk Arab semakin terdesak. Upaya untuk melakukan gencatan senjata pun tak pernah bertahan lama.

Bahkan muncul juga kelompok garis keras, seperti Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) serta kelompok sayap Al Qaeda yakni Jabhat Fateh al-Sham.

Fateh al-Sham, yang sebelumnya bernama Front Al Nusra, lebih banyak hadir dan berperang di Idlib. Fateh al-Sham mengalami perpecahan secara resmi dengan Al Qaeda sejak Juli lalu.

Serangan udara Rusia untuk mendukung rezim Assad dimulai sejak September 2015, dengan tujuan mencegah para jihadis, yakni termasuk Fateh al-Sham dan kelompok ISIS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com