Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Presiden Taiwan, Trump Menyimpangi Kebijakan Politik AS

Kompas.com - 03/12/2016, 15:24 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sudah berbicara langsung dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Langkah Trump itu jelas menyimpang dari kebijakan luar negeri AS sejak 1979 ketika relasi formal antara dua negara diputus.

Tim transisi Trump mengatakan, Trump dan Tsai mencatat "ikatan ekonomi, politik, dan kemanan yang dekat" antara AS dan Taiwan lewat percakapan telepon.

Langkah ini berisiko membuat marah China yang melihat Taiwan sebagai provinsi yang melepaskan diri atau provinsi pembangkang.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dilaporkan menanggapi peristiwa ini sebagai "langkah kecil" oleh Taiwan.

Trump mencuit di Twitter bahwa Tsai sudah menghubunginya untuk mengucapkan selamat karena sudah memenangkan Pemilu AS.

Timnya mengatakan bahwa Trump juga sudah memberi selamat pada Tsai setelah memenangkan Pilpres AS.

Sangat tidak biasa bagi presiden atau presiden terpilih AS untuk berbicara langsung dengan pemimpin Taiwan.

Menyusul laporan media yang menyatakan bahwa langkah ini berisiko membuat marah China, Trump mencuit, "Menarik, ketika AS menjual peralatan militer bernilai miliaran dollar tapi saya tidak boleh menerima ucapan selamat lewat telepon."

Gedung Putih mengatakan bahwa percakapan Trump tersebut bukan mensinyalkan perubahan dalam kebijakan AS.

Jubir Trump mengatakan bahwa Trump "sangat sadar" soal kebijakan AS tentang Taiwan.

Washington memutus hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan pada 1979 dan menyatakan dukungan pada konsep "Satu China" dari Beijing yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Ada ratusan rudal China yang diarahkan ke Taiwan, dan China sudah mengancam untuk menggunakan kekuatan jika Taiwan memerdekakan diri.

Menanggapi berita soal telepon tersebut, Kementerian Luar Negeri China mengatakan mereka menolak adanya interaksi resmi atau kontrak militer antara AS dan Taiwan, menurut People's Daily yang merupakan corong Partai Komunis.

AP/Chiang Ying-ying PresidenTaiwan Tsai Ing-wen menyampaikan pidato pelantikannya, Jumat (20/5/2016) di Taipe, ibu kota Taiwan.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan percakapan antara Trump dan Tsai adalah "langkah kecil oleh Taiwan". 

Wang percaya, langkah itu takkan mengubah kebijakan resmi AS pada China, menurut Phoenix TV di Hong Kong.

"Kebijakan Satu China adalah penyangga dari perkembangan yang sehat dalam hubungan China-AS dan kami berharap fondasi politik ini tidak dicampuri atau rusak," katanya.

Presiden Tsai memimpin Partai Progresif Demokratik meraih kemenangan besar dalam pemungutan suara, Mei 2016.

Partai tersebut secara tradisional menginginkan kemerdekaan dari China dan administrasi Presiden Tsai tidak menerima kebijakan Satu China.

Meski hubungan resmi itu diputus hampir empat dekade lalu, namun AS masih mempertahankan hubungan dekat yang tak resmi dengan Taiwan.

Menyusul percakapan telepon Trump, Gedung Putih menyatakan bahwa AS tetap berkomitmen mendukung kebijakan Satu China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com