Jubir Trump mengatakan bahwa Trump "sangat sadar" soal kebijakan AS tentang Taiwan.
Washington memutus hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan pada 1979 dan menyatakan dukungan pada konsep "Satu China" dari Beijing yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.
Ada ratusan rudal China yang diarahkan ke Taiwan, dan China sudah mengancam untuk menggunakan kekuatan jika Taiwan memerdekakan diri.
Menanggapi berita soal telepon tersebut, Kementerian Luar Negeri China mengatakan mereka menolak adanya interaksi resmi atau kontrak militer antara AS dan Taiwan, menurut People's Daily yang merupakan corong Partai Komunis.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan percakapan antara Trump dan Tsai adalah "langkah kecil oleh Taiwan".
Wang percaya, langkah itu takkan mengubah kebijakan resmi AS pada China, menurut Phoenix TV di Hong Kong.
"Kebijakan Satu China adalah penyangga dari perkembangan yang sehat dalam hubungan China-AS dan kami berharap fondasi politik ini tidak dicampuri atau rusak," katanya.
Presiden Tsai memimpin Partai Progresif Demokratik meraih kemenangan besar dalam pemungutan suara, Mei 2016.
Partai tersebut secara tradisional menginginkan kemerdekaan dari China dan administrasi Presiden Tsai tidak menerima kebijakan Satu China.
Meski hubungan resmi itu diputus hampir empat dekade lalu, namun AS masih mempertahankan hubungan dekat yang tak resmi dengan Taiwan.
Menyusul percakapan telepon Trump, Gedung Putih menyatakan bahwa AS tetap berkomitmen mendukung kebijakan Satu China.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.