Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Bicara dengan Presiden Taiwan, Akankah Picu Kemarahan China?

Kompas.com - 03/12/2016, 06:56 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menerobos kebijakan politik luar negeri AS yang telah berlangsung puluhan tahun.

Jumat waktu setempat (2/12/2016), Trump berkomunikasi dengan Pemerintah Taiwan, melalui sambungan telepon.

Pembicaraan Trump dengan Presiden Tsai Ing-wen ini dikhawatirkan akan memicu keretakan hubungan AS dan China.

"Selama diskusi, mereka membahas tentang kerja sama ekonomi, politik, dan keamanan antara Taiwan dan AS," demikian pengumuman dari manajemen Trump, yang dikutip AFP.

"Presiden terpilih Trump juga mengucapkan selamat kepada Presiden Tsai setelah terpilih menjadi Presiden Taiwan awal tahun ini." 

Hingga berita ini diturunkan, belum jelas pihak mana yang berinisiatif melakukan sambungan telepon tersebut.

Menjadi pertanyaan, apakah percakapan ini hanya merupakan salah satu dari sejumlah percakapan dengan pemimpin dunia yang dilakukan Trump setelah kemenangannya di pemilu atau menandai perubahan arah kebijakan AS.   

Selama ini, China menganggap wilayah otonomi Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menunggu reunifikasi di bawah pemerintahan Beijing.

Karena itu, setiap langkah AS yang akan menyiratkan dukungan untuk kemerdekaan Taiwan akan mendatangkan dampak serius.

Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan pada tahun 1979 dan mengakui China sebagai pemerintahan dalam kebijakan "satu China". Kendati selama ini pun AS membangun kerja sama tak resmi dengan Taipei.

Tsai menolak untuk menerima kebijakan "satu China" sehingga memaksa China memutus semua komunikasi formal dengan pemerintahan China kepulauan itu. 

Tsai bersama partainya, DPP, mengambil alih kekuasaan setelah runtuhnya kekuasaan Kuomintang (KMT) pada Januari lalu. Padahal, KMT memiliki hubungan yang lebih baik dengan Beijing. 

Trump, yang kini berkantor di New York dalam masa persiapan ke Gedung Putih bulan depan, telah menerima lusinan ucapan selamat dari para pemimpin dunia. 

Namun, hingga Kamis ini, Kementerian Luar Negeri AS mengaku Trump belum pernah meminta masukan tentang kebijakan luar negeri AS dari para diplomat, sebelum melakukan kontak dengan para pemimpin dunia tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com