Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Hendak Uji Rudal di Dekat Crimea, Rusia Siaga Pertahanan Udara

Kompas.com - 01/12/2016, 06:54 WIB

KIEV, KOMPAS.com – Ukraina hendak memulai uji rudalnya selama dua hari pada Kamis (1/12/2016). Rencana itu tentu saja membuat Rusia marah dan menempatkan pertahanan udara dalam siaga tinggi di Semenanjung Crimea.

Menurut Reuters, perselisihan tersebut menandai eskalasi baru dalam ketegangan antara kedua negara yang pernah bersekutu tersebut.

Hubungan Moskwa dan Kiev putus pada tahun 2014 setelah Rusia menganeksasi Crimea dan mendukung separatis pro-Moskwa di Ukraina timur.

Ukraina mengatakan uji rudal di wilayahnya di Kherson selatan, yang berbatasan dengan Crimea, adalah sah.

Menurut Kiev, pengujian akan dilakukan sesuai dengan perjanjian dan kewajiban internasional.

"Kami akan terus memperkuat kemampuan pertahanan bangsa kami dan melanjutkan tes rudal dan pelatihan," kata Menteri Keamanan Nasional dan Dewan Pertahanan Ukraina, Oleksander Turchynov, Rabu (30/11/2016).

Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina berusaha untuk menciptakan "situasi yang menggelisahkan".

Untuk menanggapi situasi itu, Rusia pun menempatkan pasukan pertahanan darat dan sistem pertahanan udara dalam waspada tinggi di Crimea, demikian media Rusia melaporkan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan kementerian pertahanan untuk mempersiapkan respon militer potensial terhadap tes rudal Ukraina itu.

Dia menanggapi pertanyaan tentang laporan media Ukraina yang mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah mengatakan kepada utusan militer Ukraina bahwa Moskwa akan menembak jatuh rudal apapun dan menghancurkan peluncurnya jika Kiev melakukan tes rudal di ruang udara dekat Crimea.

"Kami di Kremlin tidak ingin melihat aksi oleh pihak Ukraina yang melanggar hukum internasional dan yang mungkin menciptakan kondisi berbahaya bagi penerbangan internasional atas wilayah Rusia dan wilayah yang berdekatan," kata Peskov.

Pada September 2016, Rusia melakukan latihan perang besar-besaran di seluruh distrik militernya di wilayah selatan, termasuk Crimea.

Langkah itu dikecam Ukraina dan sebagian besar masyarakat internasional mengatakan tindakan itu ilegal setelah aneksasi Crimea pada Maret 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com