Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersisa 3 Betina, Galang Dana untuk Nuri Langka Tembus Rp 1,3 Miliar

Kompas.com - 29/11/2016, 09:30 WIB

KOMPAS.com - Para ilmuwan di Australia berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan Burung Nuri Perut Jingga atau ‘Orange-Bellied Parrot’ yang terancam punah.

Upaya penyelamatan ini dikejutkan dengan dukungan besar masyarakat yang telah mendonasikan dana lebih dari 130.000 dollar Australia, atau setara dengan Rp 1,3 miliar.

Pekan lalu, para ilmuwan dari Australian National University (ANU) memulai kampanye penggalangan dana online (crowdfunding) untuk membiayai ‘intervensi darurat’.

Peneliti tamu, Dejan Stojanovic, mengatakan, kampanye ini berhasil mencapai target penggalangan dana sebesar 60.000 dollar Australia atau lebih dari Rp 600 juta hanya dalam waktu 24 jam.

Bahkan, capaian itu meningkat dua kali lipat dalam tiga hari.

“Perlahan-lahan kami berhasil menggalang dana hingga 140.000 dollar Australia (Rp 1,4 miliar), yang memungkinkan kami mengalokasikan dana sekitar 10.000 dollar Australia (Rp 100 juta), untuk setiap burung nuri yang tersisa saat ini,” paparnya.

“Keberhasilan penggalangan dana ini benar-benar mengharukan dan luar biasa," kata dia.

"Menakjubkan sekali mengetahui luasnya jangkauan kampanye ini dan bagaimana masyarakat biasa ternyata amat tertarik dengan keberadaan burung kecil yang malang ini," kata Stojanovic lagi.

Burung nuri perut jingga sudah menyandang status terancam punah selama bertahun-tahun terakhir.

Namun dalam beberapa pekan terakhir, terungkap bahwa hanya sejumlah kecil spesies burung ini yang selamat dalam proses migrasi musim dingin 'dari Victoria, menuju Melaleuca.

Melaleuca adalah sebuah area belantara di barat daya Tasmania yang berstatus Kawasan Warisan Alam Dunia.

“Hanya tiga ekor betina yang kembali dari migrasi dari daratan Australia tahun ini, dan mereka bergabung dengan 11 ekor jantan," kata Stojanovic.

“Jadi secara efektif populasi global dari burung nuri perut jingga di alam liar saat ini hanya terdiri dari tiga pasang – ini kondisi terburuk yang pernah tercatat.”

Masih ada harapan 

Berkat keberhasilan kampanye penggalangan dana ini, Stojanovic dan koleganya sekarang dapat mengambil langkah yang diharapkan dapat membantu spesies ini bertahan hidup di alam liar.

“Pekan lalu untuk pertama kalinya kami melakukan tahap pertama dari upaya intervensi [penyelamatan ini], dan kami menyisir semua sarang spesies ini di kawasan terakhir di mana burung-burung ini berkembang biak,” ungkap Stojanovic.

“Kami memeriksa semua sarang-sarang mereka termasuk sarang dari tiga betina yang tersisa, ditambah dengan sekitar belasan burung betina yang dikembangbiakan di penangkaran yang dilepaskan ke alam liar sekitar 1-2 pekan yang lalu.

“Kami mendapati empat sarang ditambah dengan empat sarang lainnya yang menunjukkan bahwa burung-burung ini sudah mulai bersarang, jadi pekan ini kami akan kembali lagi ke sana.”

“Telur yang tidak subur akan kami singkirkan dan digantikan dengan telur yang subur dari program penangkaran, yang dijalankan oleh Departemen Industri Primer, Taman, Perairan dan Lingkungan Tasmania.”

Begitu telur-telur itu menetas, tahap berikutnya dari upaya intervensi ini akan bertujuan memastikan sebanyak mungkin dari anak burung yang menetas bisa bertahan hidup.

"Jika kami mendeteksi ada masalah dengan kesehatan anak-anak burung itu, kami akan memberikan obat atau makanan tambahan -apapun yang diperlukan anak burung tersebut untuk bertahan hidup," kata Stojanovic lagi.

"Jadi upaya intervensi yang akan dilakukan menjadi sangat intensif, intervensi per ekor, di mana secara harfiah setiap sarang dan setiap anak burung yang bersarang, akan mendapatkan keuntungan dari uang hasil penggalangan dana ini," tegas dia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com