Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Kuba di Miami Gegap Gempita Sambut Kematian Fidel Castro

Kompas.com - 27/11/2016, 19:02 WIB
Ericssen

Penulis

MIAMI, KOMPAS.com - Di tengah duka rakyat Kuba meratapi wafatnya Fidel Castro, rupanya tidak semua rakyat negeri cerutu itu berkabung.

Malahan tidak sedikit yang bersukacita atas mangkatnya sosok kontroversial itu.

Seperti dilansir kantor berita Associated Press, Minggu (27/11/2016), rakyat Kuba yang hidup di pengasingan tepatnya di Miami, Florida, Amerika Serikat, gegap gempita mendengar kabar kematian Castro.

Ribuan orang yang kebanyakan melarikan diri dari rezim Castro, turun ke jalan di Miami bersorak-sorai, membunyikan klakson mobil, dan mengibarkan bendera Kuba dan Amerika Serikat.

Mereka memakai kaos bertuliskan “Veteran Perang Teluk Babi”.

Salah satunya Rafael Torre. Dia berdiri bersama ratusan warga Kuba lainnya merayakan berita bahagia bagi mereka itu,

“Kami mencoba selama lebih dari 50 tahun untuk mendongkelnya, namun tidak kunjung berhasil. Sekarang dia telah meninggal dan mungkin keadaan akan berubah, mungkin dalam 3-4 tahun, mungkin akan terjadi revolusi rakyat di jalanan,” tutur Torre.

Veteran berusia 80 tahun itu merupakan salah satu yang mendukung upaya gagal Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) untuk menggulingkan Castro melalui invasi di Teluk Babi tahun 1961 silam.

Baca: Gagalnya Invasi Teluk Babi, Tamparan Castro Bagi Amerika Serikat

“Saya percaya ini permulaan dari berakhirnya era Castro, Fidel adalah arsitek dari semua ini. Saya emosional. Saya gembira dia akhirnya meninggal. Saya merayakan sebuah harapan,” ucap Alex Pineiro (32 tahun).

“Kami merayakan seperti karnaval. Setan, Fidel sekarang milik kamu. Hukumlah dia selayaknya. Jangan biarkan dia beristirahat tenang," seru Jay Fernandez (71), warga Kuba lain yang pernah dipenjara dua kali oleh rezim Castro.

Jay berhasil meloloskan diri ke Miami di tahun 1961.

Setelah Castro mengambilalih kekuasaan melalui kudeta tak berdarah di tahun 1959, ribuan rakyat Kuba melarikan diri dari rezim komunis yang menurut mereka sangat represif.

Kebanyakan melarikan diri ke Florida Selatan. Miami menjadi kota yang paling dekat dan dapat ditempuh dengan kapal dari Havana.

Tidak sedikit yang meninggal sebelum sampai ke tujuan. Para pelarian ini kemudian membentuk kelompok anti Castro dan berharap sosok revolusioner komunis itu dapat digulingkan, walau itu tidak pernah terjadi.

Sebagian dari generasi kedua maupun ketiga pelarian ini kemudian menjadi politisi ternama AS.

Sebutlah nama Senator Florida Marco Rubio dan Senator Texas Ted Cruz yang maju menjadi bakal calon presiden dalam pemilu 2016 ini.

“Dia bukanlah sosok yang seharusnya dikagumi, dia seharusnya dikecam,” tutur Ileana Ros-Lehtinen, anggota DPR AS dari Partai Republik untuk Florida yang lahir di Kuba dan melarikan diri bersama kedua orangtuanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com