Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etnis Rohingya: Tak Berstatus, Ditindas, dan Mengungsi

Kompas.com - 23/11/2016, 18:23 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Puluhan warga etnis minoritas Muslim Rohingya tewas dalam operasi militer sejak awal Oktober lalu.

Operasi militer itu diawali serangan sekelompok orang bersenjata tajam terhadap sebuah pos polisi di kawasan terpencil di perbatasan Myanmar-Banglades.

Alhasil, militer membalas dengan melancarkan pembersihan membabi buta yang belakangan didukung dengan penggunaan helikopter serbu.

Akses ke kawasan konflik ditutup, tetapi kisah dari sejumlah saksi menggambarkan kengerian yang terjadi di wilayah itu.

Pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran seluruh desa warga Rohingya dilakukan tentara. Klaim ini tentu saja dibantah pemerintah Myanmar.

Ini adalah babak terbaru dalam sejarah kelam sekitar satu juta orang etnis Rohingya yang dianggap sebagai imigran gelap dan tak diakui keberadaannya oleh pemerintah Myanmar.

Berikut beberapa fakta terkait suku minoritas Rohingya.

Siapa mereka?

Rohingya adalah kelompok etnis yang bisa dikatakan tak memiliki status warga negara. PBB menggambarkan Rohingya adalah etnis yang paling tertindas di dunia.

Menggunakan bahasa dengan dialek hampir sama dengan warga Chittagong, Banglades, warga Rohingya dipandang sebagian warga Myanmar sebagai imigran gelap dan disapa dengan sebutan "Bengali".

Marjinalisasi ini terus terjadi meski sebagian besar warga Rohingya itu sudah hidup di Myanmar selama beberapa generasi.

Sebagian besar dari mereka tinggal di negara bagian Rakhine yang terbelakang.

Tak diakuinya mereka sebagai warga negara Myanmar membuat etnis Rohingya sulit untuk bergerak dan bekerja.

Badan PBB urusan pengungsi, UNHCR, mengatakan, lebih dari 120.000 orang Rohingya mengungsi sejak kekerasan bernuansa religius pecah pada 2012.

Tahun lalu, ribuan warga Rohingya terlunta-lunta di tengah lait setelah rute penyelundupan manusia yang melewati Thailand terbongkar.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com