Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Dalai Lama soal Donald Trump Bikin Panas "Kuping" China

Kompas.com - 23/11/2016, 17:59 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Pemimpin spiritual TibetDalai Lama, mengaku tak memiliki kekhawatiran dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. 

Bahkan, Dalai Lama berharap dapat segera bertemu dengan pengusaha kaya raya itu. 

Pemegang penghargaan Nobel Perdamaian ini mengungkapkan pandangannya dalam konferensi pers saat mengunjungi Mongolia, Rabu (23/11/2016).

Di Mongolia, Dalai Lama menemui umat Buddha, di tengah seruan nyaring Pemerintah China yang menolak kedatangan dia di negara itu. 

"Kadang saya bisa merasakan, seorang kandidat di masa kampanye, memiliki kesempatan dan kebebasan untuk mengekspresikan sikapnya," ungkap Dalai Lama menjawab pertanyaan tentang pemilihan presiden di AS. 

"Lantas, ketika mereka terpilih, mereka seketika mendapatkan pula tanggung jawab, yang memaksa mereka harus menyusun visi secara lebih taktis. Mereka akan bekerja berdasarkan kenyataan yang ada," ungkap dia.

"Jadi, saya sama sekali tak memiliki kekhawatiran (soal terpilihnya Trump)," tegas dia, seperti dikutip AFP.

Dia lantas berniat untuk bertemu dengan Trump dalam kunjungan ke AS tahun depan. Usai mengatakan hal itu, Dalai Lama pun terkekeh.

Ungkapan Dalai Lama ini jelas membuat panas "kuping" Pemerintah China. China selama ini mengasingkan biksu itu dengan tuduhan membangun kelompok separatis.

Selanjutnya, China secara konsisten mengecam seluruh pemimpin dunia yang bersedia bertemu dengan Dalai Lama.

Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menjadi tuan rumah bagi Dalai Lama di Gedung Putih untuk keempat kalinya pada bulan Juni lalu. Hal itu mengundang kritik tajam dari Beijing.

Mongolia adalah rumah bagi pemeluk agama Buddha. Agama ini berkaitan erat dengan tradisi Tibet.

Namun, Mongolia selama ini sangat tergantung pada perdagangan dengan China. Pemerintah Ulan Bator pun mencoba untuk menghindari kemarahan China akan hal ini.

Pihak biara di Mongolia yang menampung perjalanan Dalai Lama di negeri itu mengungkapkan, kunjungan itu murni terkait agama dan terpisah dari urusan politik.

Sementara, Pemerintah China berharap bahwa masyarakat internasional memandang Dalai Lama sebagai tokoh separatis.

Hal itu ditegaskan Jurubicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang, Rabu ini.

"Terlepas dari fokus terhadap kunjungan keagamaan, dia berkeliling dunia untuk bertemu dengan beragam pemimpin dunia," kata dia.

"Hal itu pasti berpotensi merusak hubungan antara China dan negara yang dikunjungi itu," ujar Shuang lagi.

Selama ini, Dalai Lama mengaku memperjuangan otonomi bagi Tibet dibanding menuntut kemerdekaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com