Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Hanya Akan Deportasi 3 Juta Penjahat dan Imigran Radikal

Kompas.com - 22/11/2016, 13:55 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Sikap tegas Presiden AS terpilih,  Donald Trump, dalam isu imigrasi dan rencananya melakukan pendataan warga Muslim memicu kekhawatiran para imigran.

Di luar itu, juga menucu penolakan terhadap apa yang dinilai banyak warga Amerika Serikat (AS) sebagai “mengobarkan kebencian ras”, demikian Voice of America, Selasa (22/11/2016).

Sejak kemenangannya dalam pemilu pada 8 November lalu, Donald Trump, telah berupaya meredam kekhawatiran itu dengan mengatakan hanya imigran ilegal yang punya catatan kriminal yang akan dideportasi. Jumlahnya diperkirakan mencapai tiga juta orang.

Prihatin atas serangan-serangan teroris di Eropa pada 2015, Trump menuntut larangan menyeluruh terhadap warga Muslim yang masuk ke AS.

Trump juga menuntut pengawasan yang lebih ketat bagi mereka yang sudah berada di AS.

Seorang anggota Dewan Penasihat Hispanik dalam tim Donald Trump, Luis Quinones, mengatakan, imigran yang berada di AS secara legal,  baik Muslim atau bukan,  tidak perlu merasa khawatir.

“Kami hanya akan menarget warga Muslim ekstrim yang tidak bersikap sesuai agama sesungguhnya atau tidak memberi solusi damai,” kata Quinones.

Menurut dia, “Siapa pun yang ingin mengganggu, mereka tidak dikehendaki disini, mereka tidak disambut dan kami akan memburu mereka.”

“Kami tidak akan menarget mereka, kami tidak akan memantau mereka berdasarkan profil tertentu,” kata Quinones.

Quinones juga mengatakan tidak akan ada deportasi pekerja ilegal secara besar-besaran.

“Satu-satunya pihak yang perlu khawatir saat ini adalah para penjahat. Ya, mereka akan dideportasi. Jumlahnya cukup besar, sekitar tiga juta orang. Mereka akan dideportasi,” ujarnya.

“Kami juga akan mendeportasi orang yang datang dengan menggunakan visa turis dan terus berada di Amerika walaupun visanya sudah habis,” Quinones mengatakan.

Menurut dia, warga AS ingin warga asing datang dan menikmati Amerika, menikmati seluruh tempat-tempat indah yang dipunyai AS.

“Tetapi jika orang menyalahgunakan visa turis untuk tinggal di sini secara permanen, kami tidak akan memperbolehkan hal ini,” tambahnya.

KARIM RASLAN Materi kampanye Donald Trump.
Pemerintah Trump berencana melacak para penjahat dan memastikan agar setelah dideportasi, mereka tidak lagi bisa masuk ke AS.

“Pada 21 Januari kelak (tahun 2017) kami akan memeriksa arsip data untuk mengetahui para penjahat ini, di mana mereka tinggal,” katanya.

Pemerintahan Trump berencana akan mempekerjakan 7.500 agen patroli perbatasan yang baru yang akan bekerja di dalam wilayah Amerika.

“Jadi begitu kami mengidentifikasi orang-orang ini, kami akan mulai memburu mereka sampai dapat, dan mendeportasi mereka. Jika mereka mengabaikan peraturan dan pesan bahwa “mereka tidak diinginkan di Amerika mereka akan dipenjara,” ujar Quinones lagi.

Para pejabat di beberapa kota besar AS mengatakan kota-kota mereka masih akan terus melindungi para imigran ilegal.

Namun, Quinones mengatakan, mereka yang melanggar aturan akan dituntut secara pidana dan kota-kota itu mungkin akan kehilangan bantual federal untuk membantu proyek-proyek penting. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com