Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara "Sembunyi-sembunyi" Warnai Pemakaman Marcos sebagai Pahlawan

Kompas.com - 18/11/2016, 16:56 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Jasad mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos yang semasa hidup dikenal sebagai diktator dimakamkam sebagai pahlawan, meski upacara terkesan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Seperti diberitakan AP, pemakaman dilakukan di taman makam pahlawan di Manila, Jumat (18/11/2016).

Baca: MA Filipina Izinkan Jasad Ferdinand Marcos Dikuburkan di Taman Makam Pahlawan

Mahkamah Agung Filipina, pada Selasa (8/11/2016), memutuskan Marcos bisa dimakamkan di taman makam pahlawan nasional.

Keputusan ini sangat kontroversial. Para kritikus menilai langkah tersebut digunakan untuk menghapuskan seluruh kesalahan masa lalu Marcos.

Anak perempuan Marcos, Imee, mengungkapkan perasaan leganya, setelah sang ayah diakui sebagai pahlawan bangsa dan bisa dimakamkan di taman makam pahlawan.

Hal itu, menurut Imee, sekaligus melunasi harapan terakhir sang ayah.

Imee Marcos mengaku mengucapkan terima kasih kepara warga Filipina atas keputusan itu.

"Mereka yang selama ini bersama kami, berharap dan berdoa untuk semua ini. Menunggu hampir 30 tahun untuk melihat momen ini," kata Imee.

Jurubicara Militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, otoritas Filipina merampungkan pemindahan jenazah yang bekerja sama dengan pihak keluarga.

Jasad Marcos diterbangkan menggunakan helikopter militer dari Ilocos Norte di utara Filipina, untuk dimakamkan di Manila. 

Istri Marcos terlihat hadir dalam acara upacara sederhanya, dengan pakaian serba hitam. Di sekitarnya, ada puluhan anggota keluarga dan kerabat.

Padilla mengatakan tembakan kehormatan 21 kali dilakukan saat upacara ini.

"Kami memberikan seperti apa yang diminta oleh pihak keluarga," kata Padilla.

Saat ditanya mengapa acara ini seolah dirahasiakan dari publik, Padilla mengaku hal itu merupakan keinginan dari keluarga Marcos.

Aktivis pro demokrasi melontarkan kritik keras untuk keputusan yang akhirnya muncul mengakhiri debat berkepanjangan tentang peristirahatan terakhir sang diktator. 

Bonifacio Ilagan, aktivis sayap kiri Filipina yang pernah ditahan dan disiksa di masa pemerintahan Marcos, menyebut sang mantan presiden dikuburkan bak pencuri di tengah malam.

"Gaya ini persis seperti Marcos jaman dulu. Saya ingin sekali merangsek masuk ke lokasi itu dan melontarkan protes. Saya merasa sangat marah," kata Ilagan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com