Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Akan Ajukan Ulama Gulen ke Muka Hukum

Kompas.com - 18/11/2016, 07:00 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menyeret ulama Muslim, Fethullah Gulen, ke pengadilan atas tuduhan merencanakan kudeta yang gagal, 15 Juli lalu.

Erdogan mengatakan hal itu, Kamis (17/11/2016), di Islamabad, Pakistan, setelah berbicara dengan Perdana Menteri Nawaz Sharif. Ia juga berpidato dalam sidang gabungan khusus parlemen Pakistan.

“Sekarang sudah jelas bahwa di balik upaya kudeta 15 Juli ini ada Organisasi Teroris Gulenis dan pemimpinnya tinggal di negara bagian Pennsylvania, AS,” kata Erdogan.

Pernyataan Erdogan itu jelas-jelas merujuk pada Fethullah Gulen (75) dan gerakan Hizmet pimpinan Gulen yang dituding anti-pemerintah Turki.

Gulen telah berulangkali membantah terlibat dalam upaya kudeta. Ia bahkan balik menuding Erdogan merekayasa upaya kudeta itu untuk mengukuhkan kekuasaannya.

Ulama Sunni ini biasa berkotbah dengan membawa pesan mengenai dialog antaragama. Ia mengoperasikan hampir 2.000 lembaga pendidikan di berbagai negara.

Turki telah meminta AS untuk mengekstradisi Gulen, mantan sekutu Erdogan yang mengasingkan ke AS dan menetap di negara bagian Pennsylvania sejak 1999.

Presiden Amerika Barack Obama telah menyatakan bahwa ulama itu hanya diekstradisi jika melalui permohonan yang dapat dibenarkan dan telah melalui proses hukum.

Penindakan keras terhadap para pengikut Gulen telah berlangsung di seantero Turki sejak Juli. Erdogan juga telah mendesak negara-negara lain, termasuk Indonesia, agar menutup lembaga yang terkait ulama itu di wilayah mereka.

Penindakan itu menyebabkan dipecatnya lebih dari 100.000 orang dari pekerjaan mereka, termasuk akademisi dan wartawan.

Sekitar 35.000 orang lainnya, termasuk perwira militer dan politisi oposisi telah ditangkap karena dicurigai memiliki kaitan dengan Gulen.

Erdogan membela tindakan itu hari Kamis (17/11/2016) dengan mengatakan para pengikut Gulen telah aktif di Turki selama lebih dari 40 tahun dan telah menyusup ke angkatan bersenjata, kepolisian, pengadilan dan seluruh kementerian Turki.

Ia menambahkan bahwa sekitar 250 orang tewas pada malam kudeta yang gagal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com