Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Alyiah Al-Bonijim

Kompas.com - 17/11/2016, 13:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

"Sebagian keluarga saya pindah ke Australia. Sementara keluarga saya dikirim ke Amerika, dengan tujuan awal, Utah. Tapi ibu dan saudara saya telah mendengar banyak tentang kota Dearborn sehingga mereka memutuskan untuk pindah ke Dearborn."

Selain sebagai lokasi kantor pusat Ford Motor Company, Dearborn memiliki warga Muslim sekitar 30 persen hingga 40 persen dari total penduduknya dan ini menjadikan Dearborn sebagai pusat masyarakat Muslim terpadat di Amerika Utara. 

Berkendara mengelilingi Dearborn adalah pengalaman penuh fantasi—melewati area perbelanjaan dengan toko-toko yang unik, mulai dari toko daging halal, hookah (pipa rokok), dan aneka kudapan bertuliskan Arab.

Warga Muslim di Dearborn didominasi oleh penganut Syiah, meskipun Alyiah mengaku banyak dari sahabatnya adalah penganut Sunni. Dia juga menambahkan bahwa perbedaan budaya adalah penting.

"Orang Lebanon berbicara bahasa Arab dengan gaya yang lembut dan feminin, sedangkan orang Yaman berbicara sangat cepat, sementara orang Irak berbicara agak keras dan agresif. Kami selalu bercanda kalau orang Lebanon itu anggun."

Alyiah mengakui bahwa sosok ayahnya seperti bayangan yang tak jelas kapan datang dan kapan pergi, meninggalkan ibunya yang memiliki kecenderungan depresi lantaran harus membesarkan empat anak.

"Bertahun-tahun kami selalu berpindah-pindah. Kami pernah tinggal berdesak-desakan di sebuah apartemen besar dengan lima keluarga lainnya. Tetapi untungnya kami mampu dan hidup lebih stabil. Kakak tertua saya sangat sedih karena harus keluar dari Universitas Michigan, lalu kedua kakak saya lainnya sedang menunggu pindah studi untuk mendapatkan kualifikasi profesional. Dengan kondisi saya saat ini, saya pun merasa sangat diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa."

Alyiah adalah seorang gadis muda yang cerdas dan bekerja keras. Dia memiliki banyak pilihan. Namun banyak di komunitasnya tidak memiliki kesempatan karena adanya tekanan seperti yang dia gambarkan.

"Saya telah beberapa kali studi ke luar negeri seperti ke Maroko, Israel, Palestina. Ya, ini memang tampak tidak lazim bagi mahasiswi tahun kedua seperti saya. Tapi, saya sangat bersemangat melakukannya."

Seperti banyak gadis Muslim lainnya, Alyiah juga menyadari pentingnya pendidikan. "Ini adalah satu-satunya cara untuk bisa menembus lingkungan yang lebih luas dan beragam. Dearborn memang besar, tetapi saya ingin sesuatu yang baru dan berbeda."

Saya kemudian bertanya bagaimana perasaannya tentang kemenangan Trump. "Saya berharap kecemasan dan kegaduhan yang terjadi ini akan segera mereda. Bagaimanapun saya memiliki lingkungan dan bagian dari sebuah komunitas. Sepanjang Anda memiliki dukungan moral, saya yakin semuanya akan oke."

*Artikel CERITALAH USA--akan terbit setiap hari mulai Kamis (3/11/2016)-- merupakan rangkaian dari CERITALAH ASEAN, yang ditulis dari perjalanan Karim Raslan selama 10 hari ke AS dalam rangka mengamati pemilu di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com