Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga New York Bangun “Tembok” untuk Tolak Trump

Kompas.com - 17/11/2016, 07:50 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Di "benteng" kaum liberal di kota New York, warga yang bingung atas pemerintahan Republik mendatang, menemukan pelipur lara sepekan setelah pemilihan Presiden AS berlalu.

Mereka ingin membangun “tebok”, namun bukan yang dibicarakan Presiden AS terpilih, Donald Trump, saat ia kampanye beberapa waktu lalu, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (16/11/2016).

Penduduk salah satu kota tersibuk di dunia itu membangun "dinding" dengan cara menempatkan catatan tulisan tangan anonim di stasiun sibuk kereta bawah tanah.

Pada Selasa, banyak catatan memberikan dukungan untuk pendatang atau mengejek janji Trump membangun dinding di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko dan menyuruh Meksiko membayar untuk itu.

"Tembok lebih baik," kata catatan. "Ini dinding yang bisa dibangun oleh cinta," kata catatan lain.

Pemasangan lapisan dinding di bawah tanah Manhattan Union Square, yang berjudul "Subway Therapy", adalah ide dari seniman Matius "Levee" Chavez.

"Beberapa hari terakhir kita telah dibuat stres dan saya ingin memberikan orang kesempatan untuk terlibat dalam cara yang ringan dan mudah," kata dia di majalah "Quartz".

Siapa pun dapat menayangkan catatannya, dan lebih dari 10.000 orang telah melakukannya, tulis Chavez di Instagram-nya.

Calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dikalahkan Trump dengan 79 persen berbanding 18 persen di kota New York.

Penulis catatan tempel tersebut mengambil pendekatan yang bervariasi.

Beberapa menjanjikan tindakan politik dengan mengatakan "Memberikan suara pada 2018" dan "Aku akan melakukan bagian saya untuk mengubah ini!".

Sebuah catatan tempel berwarna biru, mengutip novelis Zadie Smith dalam persoalan keputusasaan, dan satu catatan merah muda mengutip khotbah Yesus di gunung dengan perkataan "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi."

Gubernur New York dari Partai Demokrat, Andrew Coumo, terkena "pukulan" pesan pro-imigran dalam catatan yang menayangkan puisi dari Emma Lazarus yang ada di Patung Liberty.

"Beri aku lelahmu, kemiskinanmu, berjubalan massa yang merindukan untuk bebas ... Saya mengangkat lampu ku di samping pintu emas," kata catatan itu.

Sikap menantang yang dinyatakan dalam catatan adalah hak warga New York untuk menyampaikan pesan, kata Caitlin Cherry (28) saat ia berhenti sejenak untuk melihat dinding tersebut.

"Saya senang bahwa orang-orang yang mengunjungi dinding ini dapat melihat bahwa tidak semua warga Amerika menginginkan ini," kata perempuan yang berprofesi sebagai pelayan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com