DAMASKUS, KOMPAS.com — Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, Donald Trump bisa menjadi sekutu jika tindakan Presiden AS terpilih itu sesuai dengan retorika kampanyenya.
Dalam sebuah wawancara, seperti dirilis Deutche Welle, Rabu (16/11/2016), Assad mengatakan, Trump bisa menjadi "sekutu alami", jika ia memenuhi janjinya melawan "teroris" dan mengatasi "kekuatan lobi" di pemerintahan AS.
Assad mengatakan, ia tidak yakin jika presiden baru itu akan tetap setia pada retorika kampanyenya, yakni lebih fokus memerangi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta mengurangi permusuhan dengan rezim Suriah.
Oleh sebab itu, kini Assad "menunggu dan melihat" apakah Trump akan mengubah kebijakan Washington atas Suriah.
Namun, Assad menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan dia dalam menggempur kaum militan.
Dalam pernyataan pertamanya atas kemenangan Trump pada Pemilu AS, Assad mengingatkan bahwa pemimpin Partai Republik telah mengeluarkan pernyataan menjanjikan atas kebutuhan dalam menggempur kelompok militan di Suriah.
Presiden Assad mempertanyakan kembali hal itu dengan mengatakan, "Bisakah Trump melakukannya?"
Assad mempertanyakan lewat saluran televisi Portugal yang dirilis oleh saluran televisi negara Suriah, "Bagaimana dengan kekuatan lobi dalam pemerintahan AS?"
Pertanyaan itu merujuk pada banyaknya "lobi dan kekuatan" para lawan Trump dalam pemerintahan yang biasanya dapat memengaruhi kebjiakan setiap presiden AS.
AS saat ini memimpin sebuah koalisi internasional dalam melakukan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak. Mereka mendukung pemberontak yang memerangi Assad.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan