Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahmud Abbas: Saya Tahu Pembunuh Yasser Arafat

Kompas.com - 10/11/2016, 22:47 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com — Presiden Palestina Mahmud Abbas, Kamis (10/11/2016), mengatakan, dia mengetahui pembunuh Yasser Arafat, tetapi dia tak menyebutkan nama sang pembunuh.

"Anda bertanya kepada saya, siapa pembunuh Arafat, saya tahu, tetapi kesaksian saya sendiri tak akan cukup," ujar Abbas di hadapan ribuan orang yang memperingati 12 tahun kematian Arafat.

"Sebuah komisi penyelidikan sedang menggali informasi, kalian akan mengetahuinya dan kalian akan terkejut saat mengetahui pelakunya," kata Abbas.

"Saya tak ingin menyebutkan nama karena orang-orang ini tak layak untuk dikenang," kata Abbas.

Nama Arafat dikenal menjadi pemimpin gerakan kemerdekaan Palestina pada 1960-an saat memulai perlawanan bersenjata menghadapi Israel.

Arafat meninggal dunia pada 11 November 2004 di sebuah rumah sakit di dekat Paris dalam usia 75 tahun.

Lebih dari satu dekade setelah kematiannya, Arafat masih menjadi sosok yang sangat dihormati bangsa Palestina.

Rakyat Palestina sudah lama menuding Israel membunuh Arafat dengan menggunakan racun. Tuduhan itu dibantah Pemerintah Israel.

Jasadnya kemudian digali kembali pada 2012 untuk menjalani pemeriksaan, tetapi investigasi yang dipimpin Perancis tak menemukan adanya bukti bahwa Arafat tewas diracun.

Bangsa Palestina menolak hasil investigasi itu karena menganggap banyak inkonsistensi antara temuan tim Perancis, Swiss, dan Rusia.

Tim investigasi Swiss dan Rusia justru mengatakan, ada kemungkinan Arafat diracun dengan menggunakan polinium.

Sementara itu, Abbas dan musuh bebuyutannya, Mohammed Dahlan, saling menuduh terkait keterlibatan satu sama lain dalam kematian Arafat.

Pernyataan Abbas ini muncul setelah beberapa negara Arab menekan pemimpin berusia 81 tahun itu agar mengizinkan Dahlan yang kini mengasingkan diri ke AS kembali ke Tepi Barat.

Sejumlah sumber dalam gerakan Fatah pimpinan Abbas mengatakan, kematian Arafat akan dibahas dalam konferensi tahunan Fatah 29 November mendatang.

Kemungkinan besar komisi penyelidikan akan membeberkan hasil temuannya dalam konferensi tahunan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com