Kamar tidur yang sebagian besar belum terjamah sejak kematian Arafat, bertempat di sayap Muqata yang terhubung ke bangunan utama museum seluas 2.600 meter persegi.
"Cerita Arafat adalah cerita Bangsa Palestina yang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan," ungkap Nasser Kidwa, keponakan Arafat yang menjadi Kepala Yayasan Arafat, seperti dikutip AP.
Museum itu menyusuri jejak hidup Arafat, yang disebut dilahirkan di Kota Tua Yerusalem pada 4 Agustus 1929. Sementara, ada pula yang menyebut dia dilahirkan di Gaza atau di Kairo, Mesir.
Di dalamnya dipajang beragam barang milik Arafat, seperti radio tua yang digunakannya ketika dia melakukan perjuangan bawah tanah di Tepi Barat, usai Israel merebut wilayah itu di tahun 1967.
Ada pula kacamata terakhir milik Arafat, sejumlah pena, dan kertas-kertas berisi tulisan tangan Arafat.
Juga ada sebuah pistol yang tetal dia simpan di dalam laci meja kerjanya di kantor.
Selain itu, museum ini menyusuri sejarah Bangsa Palestina, termasuk tentang "naqba" atau catastrophe.
"Naqba" merupakan istilah untuk mendeskripsikan perpindahan ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri atau dipaksa pergi dari rumah mereka dalam perang dengan Israel di tahun 1948.
Di dalam museum ini juga diabadikan hasil perjanjian damai dengan Israel tahun 1993, di Oslo.
Juga ditampilkan sejarah penyakit Arafat, kematian, hingga pemakamannya di Ramallah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.