Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan SAS Diperintahkan Bunuh 200 Anggota ISIS Asal Inggris di Irak

Kompas.com - 07/11/2016, 16:46 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Pasukan khusus SAS yang bertugas di Irak dikabarkan dibekali 200 nama warga negeri Inggris yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pasukan SAS kemudian mendapatkan perintah untuk membunuh ke-200 orang itu sebelum mereka kembali ke Inggris usai berperang di Irak atau Suriah.

Harian The Sunday Times mengabarkan, para prajurit SAS itu diizinkan menggunakan cara apapun untuk menangkap atau membunuh ke-200 orang tersebut.

"Sebuah daftar nama nama-nama yang harus dibunuh sudah disusun. Sebagian besar berasal dari Inggris. Perburuan untuk warga Inggris yang bergabung dengan militan sudah dimulai," ujar seorang sumber di Kemenhan Inggris kepada The Sunday Times.

"Ini adalah operasi militer multinasional. SAS ikut ambil bagian dan mereka hanya akan mengejar warga negara Inggris. Ini adalah misi menangkap atau membunuh," tambah sumber itu.

Sumber tersebut menambahkan, pemerintah tak memiliki jumlah pasti warga Inggris yang kini berada di Irak. Angka yang diberitakan media adalah sekadar perkiraan.

"Ini adalah tantangannya. Akan ada banyak kerja sama internasional karena masalah ini dianggap sebagai problem global," tambah dia.

Diperkirakan terdapat hingga 700 orang warga Inggris yang masih bertempur bersama ISIS di Irak atau Suriah.

Namun, fokus pasukan SAS hanya memburu 200 nama paling senior yang dianggap memberi potensi ancaman paling besar terhadap Inggris.

Menurut kabar yang beredar, dari 200 orang yang diincar itu setidaknya 12 orang di antara mereka adalah pakar bahan peledak.

Keduabelas orang itu pernah mengenyam pendidikan di berbagai universitas Inggris sebelum berangkat ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS dan kelompok militan lain.

Setiap warga Inggris yang tertangkap nantinya akan diserahkan kepada pemerintah Irak untuk diadili. Jika dinyatakan bersalah mereka terancam hukuman mati.

Ini adalah tugas terpenting SAS selama 75 tahun sejarah mereka. Dan saat ini diperkirakan 100 personel SAS berada di Irak dan Suriah untuk mencegah ancaman warganya yang kini bergabung dengan ISIS.

Pada 2011, PM David Cameron pernah memerintahkan serangan drone terhadap dua warga Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah.

Itu adalah kali pertama drone milik Inggris mengincar warganya sendiri, meski AS sudah beberapa kali menyerang warganya yang bergabung dengan ISIS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com