Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Mengenal "Swing State" di Ajang Pilpres AS

Kompas.com - 31/10/2016, 23:00 WIB
Ericssen

Penulis

KOMPAS.com - Istilah swing state  kerap muncul di banyak pemberitaan mengenai kampanye pemilu presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).

Lantas apa sebenarnya swing state itu?

Setiap negara bagian di AS memiliki jumlah electoral votes proporsional berdasarkan jumlah penduduknya.

Dari 50 negara bagian itu sesungguhnya hanya belasan negara bagian yang memainkan peranan penting untuk menentukan pemenang.

Walaupun memiliki jumlah electoral votes yang besar, California (55), Texas (38), dan New York (29), calon presiden tidak akan membuang waktu berkampanye di negara-negara bagian ini.

Alasannya, inilah negara bagian yang sudah hampir pasti dimenangi capres dari partai tertentu.

Contohnya, California yang dikenal sebagai basis pemilih berideologi liberal yang merupakan kantong suara Partai Demokrat.

Capres Demokrat selalu menang di California dalam enam pilpres terakhir.

Hal sama juga berlaku untuk Wyoming yang dengan mudah digenggam Capres Republik sejak Pilpres 1968.

Negara bagian dengan tiga electoral votes ini merupakan basis kuat Partai Republik yang mayoritas pemilihnya beraliran konservatif.

Nah, ada 15 swing states yang menjadi kunci penentu siapa penghuni baru Gedung Putih tanggal 20 Januari 2017.

15 negara bagian itu adalah, Arizona, Colorado, Florida, Georgia, Iowa, Maine Distrik ke-2, Michigan, dan Nebraska Distrik ke-2.

Lalu, Nevada, New Hampshire, North Carolina, Ohio, Pennyslvania, Virginia, dan Wisconsin.

Status swing states umumnya karena banyaknya pemilih independen dan juga meningkatnya pemilih minoritas di negara bagian bersangkutan.

Misalnya, Colorado dan Nevada dikenal lama sebagai basis Republik.

Namun meningkatnya pemilih Hispanik menjadikan kedua negara bagian ini menjadi swing states sejak pilpres 2008.

Kedua capres hanya akan berkampanye di negara bagian berwarna biru muda, merah muda, sejumlah negara bagian berwarna biru sedang, merah sedang serta abu-abu.

Inilah negara-negara bagian yang sering disebut swing state yang menentukan siapa yang akan memenangi 270 electoral votes yang dibutuhkan untuk "kursi" Gedung Putih.

Tidaklah mengagetkan jika Hillary Clinton maupun Donald Trump terus mengunjungi negara bagian yang sama hingga berkali-kali, terutama menjelang hari H.

Tercatat, kedua capres sudah bolak-balik mengunjungi Pennsylvania, negara bagian paling krusial di pilpres tahun ini.

Baca: Swing State: Peran Krusial Pennsylvania di Pilpres 2016

Sejauh ini berdasarkan peta politik terakhir, Hillary unggul di delapan negara bagian sedangkan Trump hanya memimpin di Georgia.

Sisanya, enam adalah toss up atau hampir berimbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com