Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah Bantah Gunakan Senjata Kimia dalam Pertempuran

Kompas.com - 27/10/2016, 19:46 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Suriah, Rabu (26/10/2016), membantah penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah selama pertempuran di negara itu.

Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan, pernyataan kementerian itu membantah apa yang disebutnya tuduhan yang disampaikan belum lama ini di dalam satu laporan PBB dan Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

Tuduhan itu menyebutkan bahwa pasukan Suriah melancarkan serangan gas terhadap pemberontak atau oposisi di Provinsi Idlib,  di bagian barat-laut Suriah pada Maret 2015.

"Pemerintah Suriah, saat membantah semua tuduhan di dalam laporan itu, menekankan komitmennya pada semua janji yang dibuatnya ketika Suriah bergabung dengan kesepakatan Konvensi Senjata Kimia," kata kementerian itu.

Kementerian mengatakan, Pemerintah Suriah telah berulangkali membantah semua tuduhan yang diedarkan oleh beberapa negara Barat dan alat mereka mengenai penggunaan senjata kimia dalam perang melawan oposisi.

Senjata kimia diduga telah digunakan di beberapa daerah di Suriah dalam beberapa tahun belakangan, dan pemerintah dan oposisi atau pemberontak saling melempar tuduhan.

Sebanyak 1.400 orang tewas ketika beberapa daerah yang dikuasai oposisi di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah, diserang oleh roket yang berisi bahan kimia sarin pada 21 Agustus 2013.

Oposisi dan Pemerintah Suriah saling melempar tuduhan, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Pada tahun yang sama, serangan bahan kimia dilancarkan ke kota Al-Asal, yang saat itu dikuasai pemerintah, di pinggiran Aleppo.

Beberapa prajurit Suriah dan warga sipil tewas atau menderita sesak nafas dalam peristiwa tersebut. Pemerintah menuduh oposisi yang, pada gilirannya, membantah tuduhan itu.

Pada Oktober 2013, pejabat OPCW tiba di Suriah untuk memantau perlucutan simpanan senjata kimia Suriah, setelah Damaskus secara resmi bergabung dengan Konvensi Pelarangan Senjata Kimia.

OPCW belakangan mengatakan pemerintah telah membuat instalasi produksi senjata kimianya tak beroperasi.

Perlucutan simpanan senjata kimia Suriah dilakukan setelah dicapainya kesepahaman AS-Rusia, tanda pertama mengenai konsensus antara kedua negara adidaya mengenai konflik Suriah.

Sejak itu, laporan mengenai serangan senjata beracun kadangkala terus muncul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com