AMMAN, KOMPAS.com - Filantropis terkemuka Indonesia, Dato' Sri Prof Dr Tahir MBA, memberikan dana satu juta dollar AS atau sekitar Rp 13 miliar untuk pengungsi Suriah di Jordania.
Donasi itu diserahkan Ketua Yayasan Tahir Foundation itu di kantor Perwakilan Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Amman, Jordania, Rabu (26/10/2016).
Tahir menyerahkan donasi setelah ia mendengarkan penjelasan langsung dari Helene Daubelcour, Senior External Relations Officer untuk UNHCR Jordania dan Stefano Severe, Ketua UNHCR Jordania.
Wartawan Kompas, Myrna Ratna M, melaporkan dari Amman bahwa donasi itu merupakan pemberian lanjutan dari Tahir bagi UNHCR.
Pada September lalu Tahir juga telah menyumbangkan dana sebesar dua juta dollar AS dalam acara penggalangan dana Voice of Refugees di Jakarta.
Dato' Sri Tahir juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan bisnis perbankan yang menggurita di seluruh nusantara.
Pemilik Bank Mayapada Group ini juga mengembangkan bisnis multifinance, jaringan hotel, rumah sakit, jaringan toko duty free, TV berbayar serta berbagai bisnis properti lainnya.
Bersama Tahir juga hadir Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Jordania dan Palestina Teguh Wardoyo, Ketua Perwakilan UNHCR Indonesia James Thomas Vargas, anggota DPR Charles Honoris dan sejumlah pengusaha Indonesia yaitu Radius Wibowo, Edmund IM, Mediarto Prawiro, dan Paulus Utomo.
Dalam paparannya, Helen Daubelcour menyampaikan operasional penanganan sekitar 1,5 juta pengungsi yang ada di Jordania.
Negara yang berbatasan dengan Suriah ini, menjadi negara kedua di dunia yang paling banyak menampung pengungsi berdasarkan perbandingan populasi penduduknya yang berjumlah sekitar 6,46 juta orang.
Mereka yang tinggal di kota umumnya hidup di bawah garis kemiskinan, di mana sebanyak 90.000 anak Suriah putus sekolah.
Jumlah ini masih belum termasuk sekitar 70 ribu warga Suriah yang kini terperangkap di perbatasan, menyusul ditutupnya perbatasan oleh Jordania karena serangan teroris beberapa waktu lalu.
Tahir langsung bertanya pada Daubelcour tentang apa yang paling dibutuhkan para pengungsi saat ini.
Menurut Daubelcour, program yang paling membutuhkan bantuan saat ini adalah penanganan kesehatan pengungsi khususnya ibu dan anak, serta program pemberian bantuan tunai.
Batas toleransi
"Jika saya menyumbang satu juta dollar AS, bisakah dijelaskan secara spesifik dana ini akan digunakan untuk apa? Saya tahu dana ini sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan masif penanganan pengungsi di Jordania," kataTahir.
Terkait itu, Tahir juga bertanya pada Stefano Severe, apakah ada korupsi di UNHCR. Severe menjawab, ada beberapa kasus di sana sini, tetapi kepada pelakunya telah diterapkan zero tolerance.
Daubelcour menambahkan bahwa dirinya dulu merupakan investigator. "Dan organisasi ini (UNHCR) adalah organisasi yang paling diawasi secara global," kata Daubelcour.
Raja Abdullah, seperti dikutip BBC beberapa waktu lalu menyatakan bahwa hampir seperempat dana pemerintah telah digunakan untuk mengurusi pengungsi, dan warga Jordania telah mencapai 'batas toleransi'.
"Komunitas internasional, kita selalu saling bahu membahu. Sekarang kami meminta tolong pada Anda," kata Raja Abdullah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.