Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Sampul "National Geographic" dari Afganistan Ditangkap karena Palsukan KTP

Kompas.com - 27/10/2016, 08:04 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Seorang perempuan Afganistan dengan sorot mata tajam yang wajahnya mendunia setelah muncul di sampul majalah National Geographic dikabarkan ditangkap karena tinggal di Pakistan dengan menggunakan dokumen palsu.

Sharbat Gula, baru berusia 12 tahun saat dipotret di sebuah kamp pengungsi pada 1984 lalu. Kini dia terancam hukuman penjara 14 tahun akibat tuduhan pemalsuan dokumen itu.

Gula ditangkap di kediamannya di Peshawar, Pakistan, Rabu (26/10/2016), menyusul investigasi panjang selama dua tahun terhadap dia dan suaminya.

Kisah Gula yang luar biasa ini, bagi beberapa pengamat menunjukkan betapa kerasnya upaya warga Afganistan menghindari negeri mereka meski harus tinggal di Pakistan dengan cara yang melanggar hukum.

Wajah Gula mendunia ketika fotografer Steve McCurry mengabadikan sosok perempuan bermata hijau itu di sebuah kamp pengungsi Afganistan di dekat Peshawar, Pakistan.

Foto luar biasa yang menampilkan Gula menatap tajam ke arah kamera dengan matanya yang berwarna hijau itu menghiasi sampul majalah National Geographic edisi Juni 1985.

Wajah Gula, yang awalnya hanya dikenal dengan nama "Afghan Girl" itu diakui menjadi salah satu sampul majalah National Geographic yang paling terkenal.

Kedua orangtua Gula tewas saat tentara Rusia, dulu Uni Soviet, membombardir Afganistan di saat dia baru berusia sekitar enam tahun.

Pada 1992, Gula yang tak menyadari wajahnya menjadi sangat terkenal itu, meninggalkan Peshawar dan kembali ke Afganistan untuk memulai kembali hidupnya.

Sementara McCurry, kembali ke Pakistan selama 10 kali di masa yang sama sambil membawa foto Gula dan berharap bisa menemukan seseorang yang mengetahui keberadaan gadis itu.

Akhirnya pada 2002, 18 tahun setelah McCurry mengabadikan wajah Gula, dia menemukan jejak perempuan itu di sebuah desa terpencil di wilayah timur Afganistan.

Gula sudah menikah dengan seorang pembuat roti dan memiliki tiga orang anak. Satu anak lainnya meninggal dunia saat masih bayi.

Dalam pertemuannya dengan McCurry, Gula berharap anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan. Gula juga mengatakan meski dia kembali ke Afganistan dia belum merasakan hidupnya telah aman.

"Tapi hidup di bawah (kekuasaan) Taliban masih lebih baik, setidaknya ada kedamaian dan aturan," ujar dia kala itu.

Saat ditanya bagaimana dia bisa sukses melalui kehidupan yang keras ini, Gula hanya menjawab semua adalah kehendak Tuhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com