Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Dinilai Berbahaya, NATO Kumpulkan Pasukan Cegah Rusia Serang dari Timur

Kompas.com - 26/10/2016, 17:26 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Rabu (26/10/2016), berencana mendesak para sekutunya guna membangun kekuatan militer terbesarnya pascaperang dingin di perbatasan Rusia.

Hal tersebut, seperti dilaporkan Reuters pada Rabu ini, dilakukan untuk bersiap menghadapi perselisihan yang berlarut-larut dengan Rusia. 

Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin dinilai sebagai ancaman yang berbahaya bagi Barat.

Kapal induk Rusia telah berlayar menuju Suriah sebagai upaya memamerkan kekuatan di sepanjang pantai Eropa.

Di saat itu pula para menteri pertahanan NATO bermaksud menunjukkan kesan baik dalam perjanjian pada Juli lalu, yang dibuat oleh pimpinan aliansi untuk mengirim pasukan ke kawasan Baltik dan Polandia Timur pada awal 2017.

AS mengharapkan perjanjian yang mengikat dari Eropa untuk menyediakan empat gugus tempur berkekuatan sekitar 4.000 tentara.

Hal itu sebagai bagian dari respon NATO terhadap aneksasi Rusia terhadap wilayah Crimea pada tahun 2014 dan menganggap taktik serupa akan dilancarkan Rusia pada negara-negara Eropa bekas Uni Soviet.

Empat gugus

Perancis, Denmark, Italia, dan sekutu lainnya diharapkan bergabung ke dalam empat gugus tersebut.

Nantinya mereka akan dipimpin AS, Jerman, Inggris dan Kanada menuju Polandia, Lithuania, Estonia dan Latvia, bersama pasukan yang terdiri dari pasukan infantri mekanis hingga pesawat tanpa awak.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, perjanjian tersebut akan menjadi sebuah kejelasan bagi demonstrasi ikatan trans-Atlantik.

Para diplomat juga menilai hal tersebut akan memberikan pesan kepada kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, yang telah mengeluhkan sekutu Eropa yang tidak menjalankan perannya dalam persekutan tersebut.

Gugus tempur tersebut akan didukung 40.000 anggota pasukan reaksi cepat NATO.

Jika dibutuhkan, mereka akan ditambah pasukan untuk menghadapi potensi konflik lainnya, yang bisa dimobilisasi ke kawasan Baltik dan Polandia secara bergiliran.

Strategi ini merupakan bagian dari pengembangan daya gentar baru yang dapat dikombinasikan dengan pertahanan peluru kendali, patroli udara, dan pertahanan lainnya melawan serangan siber.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com