Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Dinilai Berbahaya, NATO Kumpulkan Pasukan Cegah Rusia Serang dari Timur

Kompas.com - 26/10/2016, 17:26 WIB

Meskipun demikian, NATO masih berjuang untuk menyusun strategi serupa di wilayah Laut Hitam, dimana Presiden Turki Tayyip Erdogan telah menyatakan wilayah itu sebagai "Danau Rusia" karena militer Moskwa telah menduduki wilayah tersebut.

Romania, Bulgaria, dan Turki diharapkan segera bergabung untuk meningkatkan patroli laut dan udara di wilayah tersebut, sebagai brigade NATO antarnegara di Rumania.

Untuk cegah konflik

Bagi Moskwa, rencana aliansi yang dipimpin AS, sering dikeluhkan oleh Rusia dalam langkah ekspansi NATO ke wilayah timur.

Stoltenber membantah jika mereka melewati batas.

"Apa yang kita lakukan merupakan tindakan pencegahan yang kredible, bukan untuk menyulut konflik tapi mencegah konflik," katanyanya kepada wartawan, Selasa (25/10/2016).

Penempatan pasukan di tahun depan merupakan simbolisme besar sejak Rusia menarik diri dari berbagai kesepakatan pelucutan senjata nuklir dalam dua bulan terakhir ini saat memasang rudal balistik di Kaliningrad.

Rudal jelajah bernama Iskander-M itu dapat mencapai target menyeberangi Polandia dan wilayah Baltic, walaupun NATO secara resmi menolak mengatakan jika Rusia sudah memindahkan rudalnya ke Kaliningrad.

"Penempatan pasukan ini, jika dilakukan secara permanen, jika keberadaan senjata nuklir terbukti, akan mengubah sikap pertahanan di Rusia," ujar utusan AS untuk NATO, Douglas Lute.

Ketegangan telah muncul sejak Crimea dan negara-negara Barat memutuskan untuk menjatuhkan sanksi balasan.

Namun, rincian dari genjatan senjata AS -Rusia di Suriah pada 3 Oktober, yang diikuti dengan tuduhan AS bahwa Rusia menggunakan serangan siber untuk mengganggu proses Pilpres AS, menjadi isyarat pertikaian tajam yang makin memburuk antara negara Barat dan Timur.

Pimpinan Uni Eropa bertemu pekan lalu untuk mempertimbangkan sanksi baru atas pengeboman Rusia di wilayah sipil Aleppo.

Stoltenberg berkata bahwa dirinya khawatir jika kapal perang Rusia yang menuju Laut Mediterania berpotensi meluncurkan serangan baru terhadap kota-kota di Suriah.

Bahkan sebelum gagalnya genjatan senjata di Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin menangguhkan perjanjiannya dengan Washington tentang pembersihan senjata berbahan Plutonium.

Hal itu  menunjukkan keinginan Putin untuk menggunakan kesepakatan pelucutan senjata nuklir sebagai alat tawar menawar baru dengan AS mengenai Ukraina dan Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com