Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Militer Jepang Mulai Dilirik, Juga oleh Indonesia

Kompas.com - 17/10/2016, 12:00 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Dulu, penampilan wakil-wakil industri dengan delegasi militer dari dalam dan luar negeri bisa memicu debat panjang di Jepang.

Namun, sekarang publik Jepang mulai terbiasa. Jepang ingin mendongkrak industri militernya.

Pameran Dirgantara Japan Aerospace 2016 di Tokyo kali ini tampak agak lain, seperti dilaporkan Deutche Welle.

Delegasi militer dari berbagai negara, baik berseragam resmi maupun dengan pakaian sipil, tampak lalu lalang.

Di anjungan Shinmaywa Industries, beberapa pejabat militer Indonesia ingin informasi rinci tentang pesawat amfibi yang dikembangkan perusahaan itu.

Di sudut lain, para perwira militer Arab Saudi mempelajari brosur pesawat patroli militer yang di anjungan Kawasaki Heavy Industries.

"Orang Indonesia sangat tertarik dengan pesawat kami," kata seorang salesman Shinmaywa yang tidak ingin disebut namanya.

Sementara itu seorang rekannya dari Shinamaywa juga terlibat pembicaraan serius dengan enam pejabat militer dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) tentang spesifikasi pesawat amfibi US-2.

Pesawat penyelamat amfibi US-2 memang sedang dipromosikan pemerintah Jepang untuk dijual ke luar negeri.

Tahun 2014, Perdana Menteri Shinzo Abe mencabut larangan penjualan senjata ke luar negeri.

Japan Aeropace di Tokyo adalah pameran kedirgantaraan besar pertama yang digelar Jepang sejak Abe berkuasa.

Ada sekitar 800 perusahaan yang menampilkan produk unggulannya, disaksikan oleh banyak delegasi militer dari luar negeri.

"Kami tadi dikunjungi delegasi militer lain juga, selain militer Saudi," kata seorang salesman Kawasaki, yang juga menolak disebut namanya.

"Pengunjung pameran ini sebagian besar masih warga sipil, tapi sudah lebih banyak delegasi militer dibanding empat tahun yang lalu," ujarnya.

Dengan mengakhiri tujuh dekade isolasi industri militer dari pasar internasional, Shinzo Abe sekarang berharap bisa memperluas produksi senjata dengan biaya yang lebih rendah dan bekerjasama dengan negara-negara lain dalam mengembangkan teknologi militer.

Halaman:
Sumber DW
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com