Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bilang Presiden AS Dipilih Rakyat Secara Langsung?

Kompas.com - 07/10/2016, 19:04 WIB
Ericssen

Penulis

KOMPAS.com - Amerika Serikat sering disebut sebagai ikon demokrasi, bahkan disebut sebagai negara paling demokratis di dunia. 

Namun, siapa sangka warga AS tidak memilih presidennya secara langsung. Kondisi ini sering disebut dengan istilah direct election.

Tidak seperti di banyak negara lain, di mana pemenang pemilu adalah yang berhasil mengumpulkan suara terbanyak (popular vote), AS menggunakan sistem perwakilan.

Dengan sistem ini, 538 perwakilan negara bagian (electors) yang tergabung dalam electoral college akan memberikan suaranya kepada pasangan capres/cawapres yang bertarung.

Adapun, yang terpilih menjadi presiden adalah kandidat yang berhasil memperoleh paling sedikit 270 electoral votes dalam pemilu.

Lahir dari kompromi

Apakah Electoral College sebenarnya dan mengapa AS memilih menggunakan sistem unik ini?

Electoral College diatur di dalam Konstitusi AS Pasal 2 Ayat 3.

Adapun sistem ini dipilih sebagai kompromi antara dua pihak yaitu yang menginginkan presiden dipilih oleh House of Representatives (DPR) dan yang condong presiden dipilih langsung oleh rakyat.

Sistem ini dipilih oleh founding fathers AS demi mencegah calon kharismatik yang pandai berorasi dengan mengesploitasi perasaan takut, cemas, dan marah pemilih memenangi pemilu.

Sosok ini sering disebut demagogue yang berkampanye dengan demagogi menebar kebencian,  mengaduk-aduk emosi calon pemilih tanpa menawarkan solusi yang nyata terhadap akar persoalan.

Dari total 538 electors, setiap negara bagian memiliki jumlah yang berbeda.

Jumlah itu ditetapkan berdasarkan 435 kursi DPR, 100 kursi Senat, ditambah tiga jatah electoral votes untuk Ibu Kota Washington DC.

Adapun, jatah 435 kursi DPR tiap negara bagian dibagi proporsional sesuai dengan jumlah penduduk.

Negara bagian yang padat populasi seperti California (55 electoral votes), Texas (38), dan New York (29) memiliki jumlah yang lebih besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com