Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tahun Setelah Invasi AS, Bagaimana Kondisi Afganistan?

Kompas.com - 07/10/2016, 13:15 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Hanya sekitar sebulan setelah tragedi 11 September yang menewaskan 3.000 orang, AS langsung mencanangkan perang melawan teror yang dimulai dengan invasi ke Afganistan.

Hasilnya, 15 tahun setelah  invasi berbiaya super mahal itu, baku bunuh masih terus terjadi di negeri Asia Tengah tersebut.

Afganistan yang diinvasi pada 7 Oktober 2001 dalam upaya untuk menggulingkan Taliban yang diyakini menyembunyikan Osama bin Laden menjadi sejarah tersendiri bagi AS.

Intervensi militer AS di Afganistan menjadi yang terpanjang sejak perang Vietnam dengan biaya yang sangat mahal yaitu melampaui angka 100 miliar dolar AS.

Namun, biaya besar ditambah korban jiwa yang jatuh tampaknya tak terlalu berdampak bagi Afganistan. Kini setelah sebagian besar pasukan AS dan NATO ditarik mundur, perang tak kunjung berakhir di negeri tersebut.

Berikut data dan fakta terkait Afganistan, 15 tahun setelah invasi Amerika Serikat:

Korban warga sipil

Dalam paruh pertama tahun ini saja, menurut PBB, 5.100 orang warga sipil menjadi korban dan 1.600 orang di antaranya meninggal dunia.

Sepanjang tahun lalu tak kurang dari 11.000 warga sipil tewas atau terluka dalam berbagai serangan, terkena ranjau atau baku tembak yang terjadi di 31 dari 34 provinsi di Afganistan.

Namun, jumlah pasti korban manusia selama 15 tahun terakhir sulit diperoleh, karena korban di tahun-tahun awal perang tak tercatat.

Setidaknya sejak 2009, menurut catatan Misi Bantuan AS di Afganistan (UNAMA) sebanyak 23.000 orang tewas dan 41.000 orang lainnya terluka.

Pasukan asing

Kehadiran pasukan asing di Afganistan mencapai puncaknya pada 2012 ketika sebanyak 150.000 personel militer dari berbagai negara masuk ke Afganistan.

Dari jumlah itu, sebanyak 100.000 personel adalah anggota militer Amerika Serikat.

Pada akhir 2014, sebagian besar pasukan NATO ditarik mundur tetapi Washington memutuskan untuk mempertahankan 8.400 personel hingga 2017 untuk mendukung 350.000 personel militer dan polisi ditambah 18.000 pasukan khusus Afganistan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com