Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Peringati 100 Tahun Jalur Kereta Api Trans-Siberia

Kompas.com - 05/10/2016, 08:38 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Tahun ini genap 100 tahun usia jaringan rel kereta api terpanjang di dunia, Trans-Siberia, yang terbentang dari Moskwa hingga Vladivostok di ujung timur Rusia.

Jalur kereta api ini memiliki panjang 9.289 kilometer, melintasi 10 zona waktu serta dua benua, Eropa dan Asia. Kini dengan kereta api modern dibutuhkan waktu sepekan untuk menyelesaikan perjalanan ini.

Untuk memperingati 100 tahun jaringan kereta api Trans-Siberia ini, berikut lima fakta menarik terkait salah satu keajaiban teknologi ciptaan manusia ini.

1. Dibangun selama 13 tahun

Proyek pembangunan jalur kereta api yang dulu dinamakan "Jalan Agung Siberia" itu dicanangkan Tsar Alexander III pada 1891.

Demi menghemat anggaran, menteri keuangan Rusia saat itu Count Sergei Wiite meningkatkan pinjaman luar negeri, menaikkan pajak dan mencetak uang rubel baru.

Membangun jaringan kereta api di masa itu jauh dari kata mudah. Para buruh harus bekerja di alam liar dengan suhu yang ekstrem dan tak jarang mereka harus menghadapi serangan bandit dan hewan liar.

Selain itu medan yang menjadi jalur kereta api ini sangat sulit karena harus melintasi rawa-rawa, gunung, danau serta hutan.

Alhasil, para pekerja harus meledakkan gunung agar jalur kereta api itu bisa mengitari Danau Baikal.

2. Kereta penumpang beroperasi pada 1893

Saat kereta api pertama dioperasikan, para penumpang harus menggunakan kapal feri untuk melintasi Danau Baikal hingga pembangunan rel mengitari danau itu selesai pada 1894.

Jaringan rel yang mengitari Danau Baikal terdiri atas 33 buah terowongan dan lebih dari 100 jembatan serta viaduk.

Pembangunan jalur kereta api di sekitar danau Baikal sangat cepat yaitu 600 kilometer setahun sehingga tak ada waktu untuk memeriksa apakah semua trek dipasang dengan tepat.

Alhasil, kerap terjadi penundaan keberangkatan kereta api karena terjadi masalah di beberapa titik rel kereta api.

3. Untuk mengembangkan Kekaisaran Rusia

Rencananya jaringan kereta api itu mencapai Manchuria di atas tanah yang dipinjamkan China, untuk memenuhi ambisi meluaskan wilayah kekaisaran Rusia ke timur jauh.

Setelah selesai dibangun, jaringan rel kereta api itu sempat digunakan untuk mengangkut tentara dalam perang Jepang-Rusia pada 1904-1905.

Setelah perang berakhir, Rusia khawatir Jepang akan menduduki Manchuria sehingga jalur kereta api itu diubah sehingga hanya berada sepenuhnya di wilayah Rusia, sepanjang Sungai Amur.

Pada 1999, dibangun sebuah jembatan yang melintasi Sungai Amur dengan panjang 2.612 meter.

4. Kereta Trans-Siberia hanya untuk penumpang kelas atas

Kereta api Trans-Siberia yang asli memiliki sebuah perpustakaan, pusat kebugaran, kamar mandi dengan lantai marmer, sebuah piano, dan ruang makan mewah yang menghidangkan kaviar.

Kemewahan di gerbong kelas satu sangat kontras jika dibanding gerbong kelas tiga yang hanya berupa gerbong kosong tanpa kelengkapan yang disesaki penumpang kelas pekerja dan barang-barang bawaan mereka.

5. Sangat penting untuk perekonomian Rusia

Setelah eksis selama satu abad, jaringan kereta api Trans-Siberia masih merupakan satu-satunya jalur darat yang bisa menghubungkan seluru penjuru negeri besar itu.

Hingga kini jalur kereta api Trans-Siberia masih menjadi tulang punggung perekonomian dan transportasi di Rusia.

Saat ini,  kereta api Trans-Siberia digunakan mengangkut lebih dari 200.000 kontainer barang menuju Eropa dan jumlah ini terus bertambah seiring bertambahnya kapasitas pelabuhan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com