Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angklung "Goes to Campus" Buka Perkuliahan Musikologi di Universitas La Sapienza

Kompas.com - 04/10/2016, 16:19 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Senin, 3 Oktober 2016 adalah hari pertama masa perkuliahan semester baru bagi mahasiswa jurusan Musikologi di Universitas La Sapienza, Roma.

Mengawali kuliah tersebut, Ketua Jurusan Profesor Giovanni Giurati bekerja sama dengan KBRI Roma mengundang tim Rumah Angklung dari Jakarta.

Mereka menggelar lokakarya sederhana untuk menjelaskan mengenai instrumen angklung kepada para mahasiswa.

Sekitar 40 mahasiswa dan beberapa profesor musik hadir memenuhi ruang kelas yang dikelilingi rak buku dan referensi musikal ini.

Para mahasiswa mendengar dan mencatat pesan dari Giovanni, seorang ahli musikologi tradisional, mengenai angklung yang disebutnya, menjadi elemen penting dalam dialog antar-budaya.

Seperti dikutip dari siaran pers KBRI Roma yang diterima Kompas.com, Daniele Salvatore, seorang alumni jurusan ini kemudian memaparkan hasil penelitian mengenai angklung.

Penelitian itu dilakukan dia saat mengambil gelar Master di Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta.

Baca: Diplomasi Kebudayaan, Angklung dan Saksofon Berpadu di Kota Bari

Kepada para mahasiswa dengan jumlah mahasiswa terbesar di Eropa, dan juga salah satu yang tertua (didirikan tahun 1303), Danielle menjelaskan sejarah, karakteristik dan kekhasan alat musik tradisional Jawa Barat ini.

Tim Rumah Angklung kemudian memandu para mahasiswa untuk belajar bermain angklung dalam sesi angklung interaktif.

Putri, sang instruktur mengajarkan mulai dari cara membunyikan, kemudian memainkan nada do, re, mi hingga para mahasiswa ini berhasil memainkan lagu Italia “O Sole Mio” dan “We Are the World”.

Putri juga menjelaskan, instrumen angklung memiliki filosofi sebagai simbol kerja sama dan harmoni yang semuanya berasal dari alam.

Sekalipun angklung merupakan instrumen tradisional, para pemuda yang kreatif dari Rumah Angklung juga menggunakan bantuan sequencer dan music programming demi memperkaya warna dalam tampilan mereka.

Mulanya para mahasiswa terlihat masih belum terbiasa memainkan instrumen ini.

Namun kemudian “bellisimo!...”, ucap para mahasiswa dan para profesor musik ini sambil bertepuk tangan setelah mereka berhasil memainkan lagu secara bersama-sama.

Counselor Pensosbud KBRI Roma, Charles Hutapea, menjelaskan tentang grup Rumah Angklung (Casa d’Angklung).

Grup ini adalah komunitas para pemuda pecinta angklung di Jakarta.

Baca: Serunya Hari Batik di Kota Roma, Angklung Pun Tampil di Palazzo Braschi

Kekuatan dari berkembangnya berbagai komunitas ini pula yang kemudian membuat angklung berhasil dicatatkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia pada tahun 2010.

Partisipasi Rumah Angklung Indonesia adalah hasil kerja sama KBRI Roma dan Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Acara ini juga bagian dari Pekan Budaya Indonesia di Italia (Settimane della Cultura Indonesiana in Italia), yang dikelola secara terpadu KBRI Roma bekerja sama dengan berbagai pihak.

Acara ini akan dilaksanakan di sejumlah kota di Italia.

Angklung kini tak hanya menjadi instrumen untuk menghibur hati dan rasa semata.

Instrumen ini pun sudah menjadi salah satu elemen penting dalam diplomasi budaya Indonesia, yang mengedepankan pesan perdamaian, kerja sama dan harmoni.

Baca: Unik, Dwi Kepala Negara San Marino Dilantik untuk Masa Tugas Cuma 6 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com