Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Keledai ke China Dihentikan, Usaha Obat Pelancar Haid dan Sirkulasi Darah Terancam

Kompas.com - 01/10/2016, 10:57 WIB

NIAMEY, KOMPAS.com – Negara-negara di Afrika memutuskan untuk menghentikan ekspor keledai ke China, yang membuat industri obat tradisional negara itu terancam.

Hewan tersebut dibutuhkan China untuk pembuatan obat tradisional ejiao, yang diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan melancarkan menstruasi atau haid.

Negara-negara Afrika telah menutup permintaan China untuk membeli keledai mereka dan mengatakan tidak ingin memperpanjang kontrak yang telah berakhir, seperti dilaporkan The Independent, Jumat (30/9/2016).

Niger mengumumkan larangan ekspor keledai pada September ini setelah perdagangan hewan berkaki empat itu meningkat tiga kali dalam setahun terakhir, terutama ke negara-negara di Asia.

Burkina Faso juga menghentikan ekspor kulit keledai, yang jika direbus dapat menghasilkan gelatin, bahan utama untuk obat tradisional China tersebut.

Gelatin diyakini berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menyembuhkan berbagai kondisi termasuk pusing, haid yang tidak teratur, dan insomnia.

Peningkatan permintaan import kulit keledai terjadi setelah populasi keledai menurun drastis karena hewan tersebut dijadikan sebagai sumber utama industri obat tradisional ejiao.

Menurut CNN, populasi keledai di Cina telah anjlok dari 11 juta menjadi enam juta ekor sejak tahun 1990-an.

Atte Issa, pejabat pemerintah Niger, mengatakan kepada BBC New, sekitar 80.000 keledai telah diekspor dari negaranya tahun ini, meningkat dari tahun lalu hanya 27.000 ekor.

"Jika ekspor diteruskan, hewan akan punah,"  katanya, sambil menjelaskan bahwa Niger tidak dapat melanjutkan ekspornya ke China.

Dua warga China telah mendirikan rumah jagal keledai di Kenya barat, menurut the Daily Nation.

Pemerintah menyetujui rumah potong hewan baru, di mana sekitar 100 keledai bisa dibunuh sehari dan diekspor ke China, pada April, seperti dilaporkan surat kabar nasional Kenya itu.

Awal tahun ini, ahli ejaio China, Qin Yunfeng, menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi kekurangan pasokan keledai China, menurut The New York Times.

Qin mengatakan, "Pemerintah harus mendukung peternak keledai dengan menawarkan subsidi untuk mendorong petani agar mereka dapat mengembangbiakkannya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com