Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Aleppo: "Kami Merasa seperti Berada di Penjara"

Kompas.com - 01/10/2016, 09:18 WIB

Warga tidak bisa lagi saling mengunjungi, bahkan orang-orang yang melarikan diri terus meningkat sehingga jumlah warga yang bertahan semakin berkurang.

Di antara faksi bersenjata yang bertempur di Aleppo timur adalah kelompok radikal, Jabhat Fateh al-Sham (yang sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra), yakni sayap Al Qaeda di Suriah.

Aleppo timur sebenarnya adalah tempat tinggal yang tenang bagi para seniman, aktivis moderat, dan di sana banyak perempuan bekerja di lembaga amal dan mengajar di sekolah-sekolah.

Petugas pegiat kemanusiaan PBB menggambarkan situasi di Aleppo sebagai “kehidupan yang menakutkan, kejam, dan tampa ampun”.

Persediaan makanan menyusut tajam, buah dan sayuran hilang lenyap, bahan bakar menipis.

Mobil-mobil telah menghilang dari jalan karena banyak yang hancur bersama pemilikinya akibat serangan bom.

Makanan dan bantuan medis tidak bisa masuk, tetapi cerita horor bisa keluar di tengah koneksi internet yang terbatas.

“Saya terjaga dari tidur setelah bom jatuh di dekat apartemen saya. Anak-anak saya ketakutan dan mulai menangis dan berteriak,” kata Afraa Hashem, seorang ibu guru.

“Pintu dan jendela apartemen saya rusak akibat ledakan itu. Saya berhasil menenangkan mereka, lalu saya menyediakan kopi untuk suami dan menenangkan diri,” katanya.

“Anak-anak lapar, tetapi kami tidak punya roti. Kami merasa seperti di terpenjara,” kata Hashem sambil mengatakan bahwa banyak orang tewas dan terluka akibat bom di dekat apartemennya itu.

Pengeboman semakin intensif. Sekolah, rumah sakit, dan masjid jadi target. “Dua guru, rekan saya, tewas, dan lainnya luka-luka di kaki dan tangannya,” katanya.

PBB sebelumnya melaporkan, perang saudara di Suriah yang dalam beberapa bulan ini terfokus di Aleppo, semakin buruk karena lebih banyak menyasar warga sipil.

Menurut PBB, satu nyawa melayang dalam setiap 25 menit. Sementara itu, dalam pertempuran sehari pada Mei lalu, 200 orang tewas. Kehidupan terus menyusut.

Oleh Sekjen PBB, Aleppo telah berubah menjadi tempat yang jauh lebih buruk dari rumah jagal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com