Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Akibatkan Kepunahan, Negara-negara Afrika Hentikan Ekspor Keledai ke China

Kompas.com - 30/09/2016, 20:37 WIB

NIAMEY, KOMPAS.com - Sejumlah negara Afrika mencegah China membeli keledai-keledai benua itu karena menganggap permintaan China terlalu besar dan mengancam populasi hewan tersebut.

Niger, salah satu negara Afrika itu, bulan ini melarang ekspor keledai ke China setelah volume perdagangan hewan tersebut meningkat tiga kali lipat tahun lalu.

Negara lain, Burkina Faso, juga memutuskan untuk menghentikan ekspor kulit keledai ke Negeri Tirai Bambu.

Di China, kulit keledai direbus untuk memproduksi gelatin yang merupakan bahan utama obat tradisional untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menyembuhkan penyakit lainnya.

Meningkatnya permintaan kulit keledai dari Afrika menyusul menyusutnya populasi hewan itu di China berbarengan dengan semakin majunya industrialisasi di negeri itu.

Menurut laporan CNN, populasi keledai di China menyusut dari 11 juta ekor menjadi hanya enam juta ekor sejak 1990-an.

Seorang pejabat pemerintah Niger, Atte Issa kepada BBC mengatakan, negeri itu sudah mengekspor 80.000 ekor keledai tahun ini dibanding 27.000 ekor pada tahun lalu.

"Jika jumlah ekspor seperti ini terus berlangsung maka hewan ini akan punah," ujar Issa.

Selain angka penjualan yang meningkat, harga jual keledai juga naik tiga kali lipat. Akibatnya, sejumlah pedagang hewan ternak kini beralih mengembangkan keledai karena hewan ini semakin menguntungkan.

"Obat tradisional ejiao sangat populer di China . Namun terjadi kekuarang pasokan dan beredar obat palsu yang harganya sangat mahal," kata Mazin al-Khafaji, pakar obat-obatan China kepada The Independent.

"Obat ini disebut sebagai tonik darah yang mampu menghentikan pendarahan dan memperkuat darah. Obat ini biasa digunakan penderita anemia atau jumlah sel darah rendah," tambah Mazin.

Di Burkina Faso, persediaan 1,4 juta ekor keledai negeri itu kini mengalami eksploitasi berlebihan karena meningkatnya permintaan akan hewan ini terutama dari China.

Direktur Departemen Kesehatan Publik Burkina Faso Adam Maiga mengatakan, ekspor keledai meningkat dari 1.000 ekor pada 2015 menjadi lebih dari 18.000 ekor dalam kuartal pertama tahun ini.

Meningkatnya permintaan keledai ini membuat beberapa pebisnis China sudah membuka rumah jagal khusus untuk keledai di Kenya.

Di tempat ini, pada April lalu setidaknya 100 ekor keledai dipotong setiap hari dan diekspor ke China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com