Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik Kasus MH17 Rilis Percakapan Dua Pria Rusia

Kompas.com - 29/09/2016, 17:45 WIB

DEN HAAG, KOMPAS.com — Para jaksa penuntut Belanda, untuk kali pertama dalam penyelidikan panjang yang mereka lakukan, merilis dua nama pria Rusia yang terkait dengan tragedi Malaysia Airlines MH17.

Dua nama ini dirilis setelah tim investigasi menyimpulkan pesawat Malaysia Airlines itu ditembak jatuh rudal yang dibawa dari Rusia.

Kedua pria itu menggunakan nama samaran "Orion" dan "Delfin", tetapi pihak kejaksaan Belanda mengidentifikasi keduanya dengan nama Andrey Ivanovich dan Nikolay Fiodorovich.

Ini adalah kali pertama penyelidikan yang juga melibatkan tim dari Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina menyebut nama seseorang terkait dengan tragedi itu.

Tim penyelidik merilis lima pembicaraan yang disadap dalam bahasa Rusia dan dalam pembicaraan tersebut menunjukkan keterlibatan orang-orang ini.

"Namun, sejauh ini tak ada bukti mengaitkan bahwa pembicaraan ini terkait langsung dengan penembakan MH17," demikian pernyataan Kejaksaan Belanda.

"Barang siapa yang mengenali suara-suara ini atau memiliki informasi terkait orang-orang ini dan kaitannya dengan rudal BUK yang menjatuhkan MH17, mereka harus menghubungi pihak berwajib," lanjut pernyataan itu.

"Jika Anda mengkhawatirkan keselamatan Anda, sejumlah langkah pengamanan bisa dilakukan," demikian janji tim investigasi.

Terjemahan dalam bahasa Inggris dari percakapan yang disadap itu menunjukkan kedua orang tersebut membicarakan sebuah "konvoi" yang bergerak di sebuah bandara di Sabivka dekat kota Luhanks, Ukraina Timur.

Pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines itu sedang dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur saat jatuh di Ukraina pada Juli 2014 dan menewaskan 298 penumpang dan awaknya.

Tim investigasi menyimpulkan, pesawat itu jatuh dihantam rudal BUK yang dipindahkan dari wilayah Rusia melintasi perbatasan dan masuk ke Ukraina.

Setelah menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines itu, sistem persenjataan BUK tersebut dipindahkan lagi ke wilayah Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com