Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Antara Katrina, Mardi Gras, dan Museum Perang Terbaik di New Orleans

Kompas.com - 28/09/2016, 16:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus 2005, dunia dikejutkan sebuah pemberitaan yang meluas tentang bencana banjir di New Orleans akibat dilanda badai Katrina.

Ketika itu, New Orleans 80 persen tergenang banjir besar. Bencana ini disebut oleh Dr Raymond B Seed dari Universitas Barkeley California sebagai “the worst engineering disaster in the world since Chernobyl.”

Hal tersebut semata disebabkan karena bencana dinilai terjadi akibat gagalnya konstruksi tanggul yang dibangun pemerintah federal.

Lebih dari 1500 orang meninggal dunia. Kebanyakan tinggal di New Orleans dan masih banyak lagi korban yang tidak sempat tercatat. Sejak itu New Orleans yang terletak di Negara bagian Louisiana Amerika Serikat, namanya semakin terkenal ke seantero dunia.

Jejak sejarah

Pada tahun 1803, Napoleon menjual Louisiana kepada Amerika Serikat, yang kemudian diikuti masuknya banyak penduduk yang berasal atau terdiri dari orang-orang Amerika, Perancis, Jerman dan Afrika.

Louisiana dikenal memiliki komoditas unggulan berupa kopi dan kapas. La Nouvelle-Orleans atau New Orleans sendiri dibangun pertama kali oleh French Mississipi Company pada 7 Mei 1718.

Sebenarnya New Orleans sudah lama dikenal banyak orang sebagai kota kuliner karena masakannya yang terkenal enak dan bervariasi sebagai produk campuran dari resep masakan Amerika, Afrika, Jerman dan Perancis.

New Orleans sering disebut juga sebagai kota “Big Easy” mewakili kehidupan 24 jam yang tiada henti termasuk “Night-Life” nya.

Bila kita pernah mendengar tentang karnaval Mardi Gras yang terkenal itu, maka itulah sebuah pawai meriah di New Orleans yang berlangsung pada setiap akhir musim dingin.

KOMPAS/HARYO DAMARDONO French Quarter atau Vieux Carre di New Orleans, Amerika Serikat.
Seolah menyongsong hari-hari dengan cuaca yang lebih nyaman, karnaval berlangsung melewati jalan-jalan raya di New Orleans dimana para peserta mengenakan kostum beraneka ragam yang diiringi dengan alunan musik sepanjang jalan berpesta pora.

Begitu meriah dan antusiasnya karnaval Mardi Gras ini dapat dilihat dari penduduk New Orleans yang sudah menghitung hari (count-down) untuk Mardi Gras yang akan datang yaitu pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2017.

Pendaftaran bagi peserta yang berminat, konon sudah dibuka panitia penyelenggara. Untuk diketahui, New Orleans Mardi Gras sudah dimulai sejak tahun 1800-an.

Lebih dari itu, dibanyak kalangan tertentu, New Orleans justru dikenal atau jauh lebih populer diketahui sebagai kota musik tempat kelahiran aliran musik Jazz yang kesohor itu.

Konon banyak yang mengatakan bahwa munculnya musik Jazz dan beragamnya makanan yang terkenal, sedikit banyak dipengaruhi juga oleh lokasi New Orleans yang berada dalam alur memanjang dari aliran sungai Mississipi dan berdekatan dengan teluk Meksiko.

Musik Jazz merupakan paduan musik Afrika Amerika dengan musik Eropa. Jazz sendiri sebenarnya mulai terkenal ditahun 1920 sebagai musik yang disajikan dengan menggunakan instrumen musik tertentu antara lain saxophone, trompet, piano, double bass, dan drums.

Walau begitu, banyak juga yang mengatakan bahwa Jazz sudah lahir sejak tahun 1895 saat Buddy Bolden mendirikan bandnya.

Ada pula beberapa pihak yang merujuk kepada tahun 1917 yaitu saat Nick LaRooca dengan Dixieland Jazz Band nya merekam untuk pertamakali “Livery Stable Blues” yang terkenal.

Membicarakan lebih jauh tentang musik Jazz, maka memang tidak akan dapat terpisahkan dari nama besar musisi Louis Daniel Armstrong yang lahir pada tanggal 4 Agustus 1901 di tempat kelahiran musik Jazz itu sendiri, New Orleans, Louisiana.

Alkisah, Louis Armstrong adalah musikus yang berada dalam posisi yang sangat penting dalam blantika musik Jazz karena kemampuan improvisasi musiknya yang kuat dan sangat luar biasa.

Louis Armstrong, pemain terompet yang piawai, pengarang lagu, sekaligus penyanyi dengan suara yang khas, serak serak basah telah sangat berhasil mengajak dan mengajarkan musikus dan para penggemar musik seluruh dunia untuk “bergoyang” dalam irama Jazz.

Lagu-lagunya yang tetap populer sepanjang jaman antara lain "What a wonderful world", "La vie en rose", "Mack the knife", "Blueberry Hill", "When the Saint go marching in", "Hello Dolly", "A kiss to build a dream on", "Summertime", dan lain-lain.

Museum perang terbaik

Yang agak istimewa, di New Orleans terdapat museum nasional khusus tentang Perang Dunia kedua.

KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA Komunitas reka ulang (reenactor) mengenakan seragam tentara AS dan Jerman lengkap dengan peralatan tempur bergaya di halaman museum.
Museum ini pernah dinyatakan sebagai tempat yang paling tepat bagi siapa saja yang ingin mengetahui dengan baik segala sesuatu mengenai perang dunia kedua.

Museum ini dikatakan sebagai “The best place to learn US Military History”. Salah satu faktor yang mengangkat museum ini sebagai tempat studi perang dunia antara lain adalah karena di Museum ini terdapat banyak artifak yang memudahkan para pengunjung dalam hal menghayati jalannya perang dunia kedua.

Museum ini telah benar-benar berhasil dalam menghidupkan kembali pengalaman Amerika Serikat dalam perang dunia kedua yang telah mengubah arah perjalanan sejarah dunia.

Para penggemar dan peneliti sejarah perang di dunia akan memperoleh banyak sekali gambaran yang utuh dari perjalanan akhir perang dunia kedua.

Tentu saja, semua itu adalah sebuah sumbangan yang tiada tara bagi umat manusia. Siapapun dia, sejatinya akan lebih cenderung melihat dunia yang aman dan tenteram serta sejahtera.

Museum ini menyajikan banyak hal tentang kepahlawanan, tentang tragedi yang menimpa umat manusia dan juga tentu saja bercerita tentang perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan dan martabat sebuah bangsa.

Keistimewaan dari keberadaan museum yang “hebat” ini dipresentasikan pula dalam pengakuan berbagai pihak sebagai museum yang menempati nomor urut satu dalam hal urutan sebagai tujuan wisata di New Orleans.

National WWII Museum ini adalah juga merupakan museum terbaik nomor urut 3 diseluruh Amerika Serikat serta menempati nomor urut ke 15 Museum paling TOP di Dunia.

Itu pula sebabnya, ongkos untuk menebus karcis masuk menyaksikan Museum ini tidak murah, lebih-lebih bila dikurs dengan uang rupiah, yaitu berada disekitaran 300 hingga 400 ribu rupiah!

Bagi para wisatawan atau mereka yang gemar berwisata, banyak yang mengatakan bahwa New Orleans memang tidak seterkenal Las Vegas atau Los Angeles.

Akan tetapi, tidak sedikit yang mengungkapkan pula bahwa Anda belum ke Amerika Serikat bila belum mengunjungi New Orleans di Negara Bagian Louisiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com