Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Buang Waktu, Usai Debat Capres AS Joe Biden Kampanye "Serang" Donald Trump

Kompas.com - 28/09/2016, 06:13 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Ajang debat antar calon presiden Amerika Serikat Hillary Clinton dan Donald Trump telah dilangsungkan Selasa (27/9/2016) WIB, di New York.

Wakil Presiden AS Joe Biden Joe Biden tanpa buang waktu, berkampanye untuk calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Dalam kampanyenya, Rabu (28/9/2016) WIB, Biden mengecam calon presiden dari Partai Republik Donald Trump.

Berbicara di Drexel University, Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, Biden mengecam komentar Trump dalam acara debat.

Dia mengemukakan, krisis perumahan tahun 2008 justru memberi peluang bisnis yang baik bagi miliarder real estate itu.

"Dialah orang yang menyatakan ingin menjadi presiden, dan melihat peluang bisnis yang baik dari pasar perumahan yang hancur. Kata-katanya tidak bisa diterima," kata Biden.

"Dengar ya, saya sudah berkarir selama delapan presiden, ada hal-hal yang saya setujui dan tidak setujui," sambung dia.

"Tetapi selama saya mengabdi, setiap presiden, termasuk presiden dari Partai Republik, mempunyai landasan moral yang dijunjung sebagai orang AS, memahami apa yang seharusnya kita lakukan, mengenai hak-hak asasi," paparnya.

"Bayangkan jika Presiden Ronald Reagan mengatakan, adalah bisnis yang baik untuk mengambil keuntungan dari penderitaan orang," tegas Biden.

"Mengharapkan terjadinya kesusahan itu. Orang seperti apa yang berbicara seperti itu? Dan orang itu ingin menjadi Presiden AS?" serunya.

Biden juga mengecam keras Trump soal pajak.

Dalam debat, Hillary menuduh Trump tidak membayar pajak penghasilan. Trump secara spontan menanggapi dengan mengatakan "Itu berarti saya pintar."

Menurut Biden, apa yang dikatakan Trump itu adalah tamparan bagi orang-orang yang bekerja keras dan membayar pajak.

Biden mengatakan, bisnis yang baik, yang ia ketahui, adalah orang-orang yang bekerja keras, menyediakan barang dan jasa dan membayar pajak.

Sementara itu, Ketua DPR Amerika Paul Ryan, yang mendukung Trump, mengatakan, Hillary Clinton membela status quo, yang tidak disenangi oleh 70 persen warga AS.

Menurut dia, Trump memberi suara baru bagi orang-orang yang tidak menyenangi status quo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com