Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2016, 15:27 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Kepolisian Thailand yang tengah menggerebek tersangka kasus paspor palsu di Bangkok malah mendapatkan temuan yang lebih mengejutkan.

Para polisi ini malah mendapatkan senjata api, obat-obatan dan tubuh seorang pria korban mutilasi dalam lemari pendingin.

Petugas mengatakan, sejauh ini mereka tidak mengetahui jati diri mayat pria di dalam kulkas tersebut, tetapi kemungkinan pria itu terkait sindikat paspor palsu.

Lima orang asing telah ditangkap dalam operasi tersebut dan seorang polisi mengalami luka tembak.

Sejumlah paspor palsu juga ditemukan di sebuah apartemen di distrik Phra Kanong, kota Bangkok.

Kepala kepolisian kota Bangkok, Sanit Mahathavorn mengatakan mereka yang ditahan adalah tiga orang penutur bahasa Inggris dan pembantunya asal Myanmar beserta suaminya.

Pria berambut pirang

Media Thailand mengabarkan, tiga orang asing yang ditangkap itu adalah dua warga Amerika Serikat dan satu orang warga Inggris.

Namun, sejauh ini belum diperoleh kepastian tentang kabar tersebut dari kepolisian.

Polisi mengatakan saat penggerebekan terjadi salah seorang tersangka sempat melepaskan tembakan sehingga melukai seorang petugas.

Kemudian jasad seorang pria asing dengan rambut pirang ditemukan di dalam lemari pendingin berukuran besar di lantai dasar.

"Tubuhnya dipotong dengan benda tajam menjadi enam potong, dan dimasukkan ke dalam tas hitam serta dimasukkan dalam lemari pendingin alias freezer," kata Kepala polisi Bangkok kepada wartawan.

Dia mengatakan para tersangka saat ini sedang diinterogasi di salah satu kantor polisi di kota Bangkok.

Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head mengatakan pencurian dan perdagangan paspor palsu merupakan bisnis berskala besar di Thailand.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com