Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Dorong Upaya Mengakhiri Praktik Sunat Perempuan

Kompas.com - 23/09/2016, 08:30 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com -  Amerika Serikat, Kamis (22/9/2016), berencana meningkatkan upaya untuk mengakhiri sunat perempuan (FGM) setelah terungkap bawah setengah juta perempuan dan gadis menghadapi risiko.

Pimpinan fraksi Demokrat di Senat AS, Harry Reid, mengatakan, Kemenlu AS akan mengadakan pertemuan puncak di Washington DC, 2 Desember 2016, seperti dilaporkan Reuters.

KTT tersebut akan melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan kelompok pegiat hak perempuan untuk merencanakan kebijakan mengurangi FGM di negara yang masih memberlakukannya.

Studi yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang dirilis pada awal tahun ini menunjukkan, 513.000 perempuan dan gadis di AS berisiko karena disunat.

Angka itu meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir selaras dengan tingginya jumlah imigran dari negara yang masih mempraktikannya.

Reid mengatakan, AS bertindak lamban dalam melindungi perempuan dan anak gadis dari "pelanggaran berat atas hak asasi manusia".

"Banyak warga AS belum pernah mendengar tentang FGM atau mereka berpikir hal itu (FGM) adalah masalah yang jauh dari mereka," kata Reid.

Menurut Reid, sekalipun FGM itu merupakan praktik ilegal, tetapi tetap diberlakukan di AS dan tidak ada yang bisa membelanya.

“Banyak hal dapat dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut," katanya.

Pengumuman tentang akan diadakannya "KTT Perempuan Muda AS", kata Reid, disampaikan bersamaan dengan laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah yang menunjukkan kegagalan pemerintah AS mengurusi isu tersebut karena panduan dan pembiayaan yang kurang.

FGM, proses pemotongan bagian eksternal organ vital secara sebagian atau seluruhnya, dipraktikkan di banyak negara Afrika, dan beberapa negara di Asia, dan Timur Tengah.

Praktik itu memicu munculnya sejumlah penyakit. Pada beberapa kasus, anak perempuan bahkan ada yang meninggal akibat infeksi atau pendarahan. Bahkan mungkin akan mengalami komplikasi pada saat persalinan.

Menurut perkiraan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-Anak (UNICEF), 200 juta perempuan dan anak gadis (perempuan muda) di seluruh dunia telah disunat.

Jaha Dukureh, penyintas FGM dan pendiri organisasi anti-FGM di AS, "Safe Hands for Girls", mengatakan sekalipun hanya ada satu korban FGM di AS, itu saja sudah terlalu banyak.

"Kita harus berbuat lebih banyak dan mendukung korban selamat di sini," kata Dukureh.

Dibantu bersama pegiat HAM, "Equality Now”, kelompok “Safe Hands for Girls” akan menggelar KTT soal FGM pada Desember 2016. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com