Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Duterte Acungkan Jari Tengahnya untuk Uni Eropa

Kompas.com - 21/09/2016, 17:28 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Aksi Presiden Filipina Rodrigo Duterte melontarkan hinaan kepada siapa pun yang mengecam kebijakan perang melawan narkoba yang dikobarkannya terus berlanjut.

Setelah Presiden AS Barack Obama dan Sekjen PBB Ban Ki-moon menjadi "korban" Duterte, kini giliran Uni Eropa merasakan "serangan" mantan Wali Kota Davao itu.

"Saya katakan kepada mereka, f*** you. Kalian melakukan ini semua untuk menebus dosa kalian sendiri," kata Duterte sambil mengacungkan jari tengahnya, Selasa (20/9/2016) malam, dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi ABS-CBN.

Duterte mengatakan, Uni Eropa tak lebih dari sekumpulan orang-orang munafik karena pada masa kolonial, negara-negara Eropa membunuh ribuan warga jajahannya di seluruh dunia.

"Siapa yang saya bunuh? Jika angka itu benar, 1.700 orang, siapa mereka? Penjahat. Lalu Anda menyebutnya sebagai genosida?" ujar Duterte.

"Kini Uni Eropa mengecam saya. Jadi, saya ulangi, f*** you!" kata Duterte.

Pernyataan Duterte ini dilontarkan karena Uni Eropa juga mengkritik kebijakan perang melawan narkoba yang mengakibatkan lebih dari 3.000 orang tewas, dengan separuhnya di tangah orang tak dikenal.

Meski telah mengakibatkan 3.000 tersangka pengedar narkoba tewas, Duterte mengatakan, dia belum akan menghentikan kampanye anti-narkoba ini.

Duterte bahkan telah berencana untuk memperpanjang kebijakan ini hingga enam bulan ke depan dengan alasan masalah narkoba di Filipina jauh lebih buruk dari yang dia duga.

Pekan lalu, Uni Eropa menyatakan keprihatinan terkait banyaknya korban tewas dalam operasi pemberantasan narkotika yang dilakukan kepolisian.

"Duterte harus menghentikan gelombang pembunuhan tanpa persidangan ini dan segera menggelar investigasi," demikian resolusi Uni Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com