MANILA, KOMPAS.com - Politisi pengkritik kebijakan perang melawan narkoba yang dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte akhirnya tersingkir dari jabatannya di Senat Filipina.
Senator Leila de Lima, sebelumnya adalah ketua komisi investigasi dugaan pembunuhan di luar pengadilan yang jumlahnya terus meningkat sejak Duterte berkuasa pada 30 Juni lalu.
Manuver yang dilakukan para politisi pendukung Duterte akhirnya sukses menggulingkan De Lima dari ketua komisi kehakiman Senat.
Sebelum tersingkir, De Lima menghadirkan mantan anak buah Duterte, Edgar Matobato di hadapan anggota senat untuk memberi kesaksian.
Dalam kesaksiannya, Matobato mengatakan selama menjabat wali kota Davao, Duterte memerintahkan pembunuhan terhadap sedikitnya 1.000 orang, sebagian besar adalah tersangka pelaku kejahatan.
Para politisi pendukung Duterte yang mendominasi Senat menilai investigasi yang dilakukan De Lima berpotensi merusak citra negara dan memutuskan untuk memberhentikan dia sebagai ketua komite kehakiman.
Kehilangan posisi penting di Senat membuat De Lima berang dan dia langsung menuding Duterte mendalangi penyingkirannya itu.
"Saya tahu akan disingkirkan karena presiden memang menginginkan itu, sejak saya memulai investigasi pembunuhan di luar pengadilan yang didorongnya," ujar De Lima kepada stasiun televisi ABS-CBN.
"Saya tak tahu apa yang akan terjadi, apakah penyelidikan terhadap kasus ini akan tetap kredibel," tambah De Lima.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.