Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Davao, Tanah Kelahiran Duterte

Kompas.com - 08/09/2016, 17:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Menjadi konsisten “on-message” adalah penting untuk dapat membalikkan situasi pelanggaran hukum yang parah di Davao di era 1980-an, seperti di kawasan kekerasan Agdao yang dijuluki ‘Nicar-Agdao’. Namun, cara tersebut mungkin tidak bisa berlaku di seluruh wilayah Filipina, atau di Asia-Pasifik.

Penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan pasca-putusan Den Haag akan membutuhkan sikap yang bijaksana dari pada sekadar basa-basi, terutama menghadapi Tiongkok dan sesama penuntut kawasan lainnya, seperti Vietnam.

Di Filipina, mengatur sebuah pemerintahan dengan lebih dari 105 juta penduduk tentu membutuhkan pendekatan yang perlu disesuaikan dengan tiap kelompok pemberi suara.
Tapi tampaknya banyak pihak akan bergantung pada kemampuan Duterte melanjutkan tingkat pertumbuhan GDP Filipina--saat ini sebesar 7 persen.

Di era pertumbuhan global yang lesu, sebagian besar bisnis akan mengabaikan tuduhan negatif terhadap Duterte dan sebaliknya fokus pada angka-angka yang dicapai.

Namun demikian, saat berbicara bahwa keamanan sangat penting, hal tersebut belum dapat menciptakan peluang pekerjaan yang banyak dan kemakmuran finansial.

Sebagai contoh, misalnya, seumur hidupnya Mang Remy bekerja sebagai pegawai pemerintah daerah yang gajinya tak cukup untuk membuat rumahnya naik kelas dari atap dan dinding bambu. Rumahnya ini pun berdiri di atas tanah pemerintah, sehingga setiap saat dia bisa diusir dari situ.

Banyak orang Filipina-termasuk dari Davao-masih berorientasi mencari peruntungan di luar negeri, di Timur Tengah, Asia Utara atau Amerika Serikat. Para pekerja ini lalu mengirimkan remiten ke kampung halamannya tetapi dengan biaya sosial yang sangat besar.

Oleh karena itu, Duterte harus menunjukkan bahwa dia punya trik yang lebih ampuh dari sekadar menjatuhkan “orang-orang jahat” di negaranya. Dia juga harus menunjukkan disiplin yang lebih besar sekaligus kemauan untuk berkompromi pada saat-saat yang diperlukan.

Pengeboman di Roxas adalah sebuah ujian untuk Duterte. Lantas bagaimana dia akan mengatasi ujian-ujian ini ke depannya—ini akan menjadi tebakan banyak orang?

Ikuti juga Facebook Ceritalah ASEAN di fb.com/fromKMR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com