Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbuai Rendang dan Sate Tanpa Tusuk di Restoran Indonesia Pertama di Canberra

Kompas.com - 29/08/2016, 05:45 WIB
Caroline Damanik

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com – Menjelang pukul 13.00 waktu setempat, sekitar awal Juni 2016, antrean pembeli di depan gerai Indo Cafe di lantai dasar Canberra Centre masih ramai. Ada sekitar 14 orang yang berdiri di depan restoran Indonesia pertama di ibu kota Australia ini.

Orang-orang dengan beragam warna kulit mengantre untuk membeli makan siang. Sebagian terkihat asyik memilih makanan, sedangkan sebagian lagi tinggal menunggu pesanannya jadi.

Eleanor, putri pemilik restoran ini, ikut melayani para pelanggannya siang itu. Dia berpakaian serba hitam, sama seperti pegawai lainnya. Di sini, mulai dari kasir, pelayan, hingga koki mengenakan seragam hitam.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Eleanor, putri Yetty Daly, pemilik Restoran Indo Cafe, restoran Indonesia pertama di Canberra, Australian Capital Territory, Australia.
Indo Cafe didirikan oleh Yetty Daly, perempuan asal Indonesia, pada tahun 1999. Sebelum membuka restoran ini, Yetty sudah lama bermukim di Australia. Yetty pindah ke Australia pada tahun 1978.

“Restoran ini dibuka pada tahun 1999. Saat itu, ibu menjual makanan ala barat, makanan Australia. Lalu beberapa orang yang datang  bertanya dia dari mana. (Ibu jawab) Indonesia. Mereka lalu mulai sering bertanya tentang Indonesia. Lalu ibu mulai belajar masak makanan Indonesia,” ungkap Eleanor.

Sejak itu, perlahan Yetty mulai mengganti menu yang dijualnya dengan makanan khas Indonesia. Dari semula hanya restoran kecil, kini Indo Cafe membuka gerai di pusat perbelanjaan di pusat kota Canberra.

Di tempat ini, nasi goreng, laksa, sate daging, soto ayam dan gado-gado dibanderol masing-masing dengan harga 12 dolar Australia per porsi.

Pelanggan juga bisa membeli nasi dan campuran lauk dalam pilihan paket. Nasi dengan satu pilihan lauk atau sayur dihargai 10 dolar Australia, sedangkan nasi dengan dua pilihan dihargai 12 dolar Australia.

Pilihan lauk, misalnya rendang daging sapi, opor ayam, sate ayam, tumis tofu dan sayuran, atau bakwan jagung.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Makanan yang dijual di Restoran Indo Cafe, restoran Indonesia pertama di Canberra, Australian Capital Territory, Australia.
Rendang di restoran ini dimasak dengan bumbu yang kental dan tidak terlalu kering bersama kentang. Sedangkan sate dihidangkan dalam bentuk potongan daging ayam tanpa tusuk, dilengkapi bumbu kacang manis dengan tekstur yang halus. Rasanya enak dan kaya bumbu.

"Tusuknya dihilangkan untuk memudahkan orang memakannya saja," kata Eleanor.

Eleanor mengatakan, rendang daging sapi, sate ayam, opor ayam dan gulai ayam menjadi menu andalan yang kerap dicari para pelanggannya. Tak hanya orang Indonesia atau dari negara Asia lain yang menjadi pelanggan, orang-orang Australia juga kerap datang untuk makan.

“Saya pikir orang (asing) menyukai makanan Indonesia. Pedas, rasanya kaya, segar dan menarik. Banyak orang Australia pergi ke Bali. Mereka biasa makan nasi goreng, soto ayam, jadi kami bawa menu-menu itu ke sini,” ungkapnya kemudian.

David Harfield, misalnya. Warga Australia ini tengah menikmati nasi dengan rendang daging sapi dan ayam balado sebagai menu makan siangnya saat ditemui. Dia mengaku suka dengan makanan Indonesia, termasuk yang dijual di Indo Cafe.

"Makanannya enak. Saya sangat menikmati dan sangat segar. Saya sangat suka rasa pedas," kata David.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com