Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Tiram Mentah hingga Mengintip Daur Ulang Sampah di South Melbourne Market

Kompas.com - 21/08/2016, 22:05 WIB
Caroline Damanik

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com – Jika berkunjung ke South Melbourne Market di Melbourne, Victoria, Australia, jangan kaget jika disambut dengan bahasa Indonesia di salah satu pintu masuknya.

“Selamat datang!” demikian bunyi tulisan di papan besar berwarna hijau di atas salah satu pintu masuk di sebelah timur pasar ini yang berbatasan langsung dengan Cecil Street.

Di salah satu pintu masuk lainnya, tertera pula tulisan “!Bienvenidos!”, kata selamat datang dalam bahasa Spanyol.

“Ya, banyak juga orang Indonesia yang datang berbelanja ke sini,” ujar salah satu staf yang mendampingi berkeliling pasar dengan bangunan tertua di Melbourne ini.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Salah satu pintu masuk South Melbourne Market dengan papan bertuliskan "selamat datang".
Berbeda dengan Queen Victoria Market yang dikenal sebagai pasar tertua di Melbourne tetapi pernah berpindah lokasi, pasar ini tetap berdiri di tempat yang sama sejak 1 Mei 1867. Tahun depan, pasar ini akan merayakan ulang tahun yang ke-150.

Pasar yang terletak di sudut antara Cecil Street dan Conventry Street ini bisa dijangkau selama 20 menit dengan trem dari Federation Square di pusat kota Melbourne. Namun, sehari-hari, pasar ini menjadi andalan bagi warga di South Melbourne dan sekitarnya.

Di atas lahan seluas sekitar empat hektar, sekitar 150 pedagang beraktivitas di kiosnya setiap hari. Areanya terbagi berdasarkan barang dagangannya masing-masing, mulai dari bahan makanan, seperti daging, bumbu dan buah sayuran, pakaian baru atau bekas, hingga bunga dan produk seni. Bahkan di tempat ini juga berdiri kios-kios modern yang menjual produk-produk fesyen lokal ala distro hingga mencicipi menu makan siang dan dessert ala kafe.

Pada waktu kunjungan yang sama di pasar ini, pengunjung bisa merasakan sensasi makan seafood mentah sekaligus berbelanja tas-tas asli dari kulit sapi yang dijajakan mulai dari 100-400 dollar Australia.

Di salah satu kios makanan segar bernama Aptus Seafood, pengunjung tidak hanya bisa membeli makanan laut segar untuk dibawa pulang. Makanan laut segar ini bisa dimakan di tempat saat itu juga.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Makan tiram mentah jadi salah satu aktivitas menantang di South Melbourne Market.
Ada sekitar 4-5 meja kayu yang berjejer di samping kios itu di tengah lorong yang menghubungkan dengan area lain di pasar tersebut.

Menu yang direkomendasikan adalah dua jenis tiram, yaitu Kangaroo Island oysters dan St Helens oysters.  Tiram-tiram ini dijual dalam wadah plastik terbuka berwarna-warni dengan harga masing-masing 17,99 dolar Australia per wadah. Satu wadah plastik berisi sekitar 12 tiram.

Sebelum menyantap tiram ini, pengunjung disarankan untuk memeras potongan lemon yang sudah tersedia di atas meja ke dalam wadah tiram. Setelah itu, tiram-tiram siap disantap dengan garpu mini yang juga sudah disediakan. Bisa makan begitu saja atau bisa menikmatinya dengan campuran saus sambal, sambal merah, kecap, bawang goreng, lada, atau vinegar. Favorit saya, bawang goreng dan sambal merah. Lezat, tidak terasa amis sedikit pun.

Jika berkunjung ke pasar ini, jangan lupa juga untuk mencicipi donat Nutella di pasar ini, terutama yang dijual di seberang kantor pengelola pasar. Donat ini kerap menjadi favorit warga di sekitar pasar untuk sarapan setiap pasar ini buka pada hari Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Oleh karena itu, penjualnya sudah buka sebelum pasar buka, yaitu sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Jangan salah, yang dijual di sini bukanlah donat dengan lubang di bagian tengah.

Ramah lingkungan

Sama dengan pasar lainnya di Melbourne, setiap lorong di South Melbourne Market tertata rapi dan bersih. Bahkan di kawasan “basah” sekalipun, pasar ini tidak terlihat kumuh sama sekali.

Di setiap sudut pasar ini, ada sejumlah tempat sampah yang berderet. Tempat sampah berbeda warna ini disesuaikan dengan kategori sampah yang dibuang. Ini memudahkan petugas kebersihan untuk memilah sampah yang akan dikelola kemudian.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Ross Williamson, South Melbourne Market Manager, di depan ruangan daur ulang sampah anorganik.
Ya, pasar ini mengelola limbah sendiri. Sampah organik akan diproses untuk menjadi pupuk yang kaya nutrisi, sedangkan sampah anorganik akan didaur ulang.

Ross Williamson, South Melbourne Market Manager, mengatakan, mereka menyediakan tempat khusus untuk menampung dan mendaur ulang sampah di bagian belakang pasar. Ada ruangan khusus untuk memproses sampah organik dan ada lokasi terbuka yang berisi peralatan dan sejumlah mesin untuk mendaur ulang sampah anorganik.

"Dari pengolahan sampah itu, setidaknya kami mendapat 5.000 dollar Australia setiap bulannya,” ujar Ross pada awal Juni 2016.

Oleh karena itu, mereka memberikan edukasi kepada para pedagang dan pengunjung pasar untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya. Khusus untuk pedagang, pengelola pasar menetapkan biaya tambahan untuk penyortiran sampah jika mereka tidak memilah sampah saat membuangnya.

Pasar ini juga telah menandatangani kerja sama dengan petani untuk menghasilkan pupuk hijau dari sayur-sayuran yang dibuang selama ini.

Tak hanya pemanfaatan dan daur ulang sampah, pasar ini juga menggunakan memanfaatkan energi matahari. Mereka memiliki sejumlah panel tenaga surya di atap pasar yang mampu menyuplai listrik lebih dari 25.000 KWh per tahun. Ini membuat pengelola bisa menghemat banyak uang untuk biaya listrik operasional pasar dalam hal penggunaan listrik.

"Kami mengandalkan panel surya yang dipasang di atap pasar sehingga suplai listrik untuk lampu dan  penghangat ruangan, misalnya, bersumber dari energi yang disimpan panel surya tersebut," kata Ross.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Salah satu contoh pupuk hijau hasil daur ulang sampah organik di South Melbourne Market.
Selain itu, pengelola juga mengembangkan manajemen air dengan memanfaatkan air hujan. Ross mengatakan, atap bangunan pasar sengaja didesain untuk mengalirkan air hujan melalui pipa khusus menuju penampungan air di bawah lahan parkir pasar tersebut. Dengan bantuan pompa, air bisa dialirkan untuk operasional pasar sehari-hari. Situs resmi South Melbourne Market mencatat, pengelola pasar bisa mengurangi pengeluaran hingga 51.641 dollar Australia pada tahun 2014/2015 dari tahun sebelumnya.

"Cara tersebut sangat efektif untuk menghemat pengeluaran dari konsumsi air selama ini," tambah Ross.

Selain itu, lanjut Ross, pengelola juga menyadari bahwa makanan segar yang dijual di pasar ini tidak akan selalu habis. Oleh karena itu, mereka bekerja sama dengan SecondBite, lembaga nirlaba yang mengumpulkan makanan untuk para tunawisma yang ada di Melbourne dan sekitarnya.

Setiap akhir pekan, para relawan dari SecondBite akan mengumpulkan makanan segar yang belum terjual dan masih dalam keadaan baik untuk disalurkan kepada orang-orang miskin yang tinggal di jalanan.

Pada masa 2014/2015, SecondBite mengumpulkan sekitar 18,1 ton makanan segar dari para pedagang di South Melbourne Market untuk diberikan kepada tunawisma dan anak-anak terlantar serta para  pengungsi yang ada di Melbourne.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Suasana South Melbourne Market Manager.

 (Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com